WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada Rabu (23/3), mengumumkan akan memberlakukan kembali pengecualian tarif untuk 352 produk asal Tiongkokyang pertama kali dikenai pungutan oleh Washington pada 2018, ketika presiden saat itu, Donald Trump, memulai perang dagang dengan Beijing.

Pengecualian tarif tersebut berakhir pada 2020, namun pemerintahan Presiden Joe Biden pada Oktober lalu mulai mengumpulkan masukan tentang barang mana saja dari 549 produk asal Tiongkokyang memenuhi syarat untuk dikecualikan dari tarif.

"Penetapan hari ini dibuat setelah mempertimbangkan dengan cermat masukan publik, dan berkonsultasi dengan lembaga-lembaga AS lainnya," bunyi pernyataan dari Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR).

Seperti dikutip dari VoA, menurut USTR, pengecualian tersebut berlaku kembali sejak Oktober tahun lalu hingga sepanjang 2022.

Pemerintahan Biden telah mengalami tekanan dari pihak bisnis dan juga para anggota parlemen asal Partai Demokrat dan Republik untuk mengurangi beban tarif, yang mana oleh para kritikus dianggap telah memperparah masalah pasokan dan menyebabkan naiknya harga komoditas di tengah inflasi yang terus bergejolak.

Konflik perdagangan antara AS dan Tiongkokdimulai ketika Trump menetapkan tarif pada produk-produk asal Tiongkoksenilai 370 miliar dolar AS dengan alasan praktik perdagangan yang "tidak adil'. Namun, pengeculian terhadap lebih dari 2.200 produk telah dikabulkan dan 549 diantaranya telah diperpanjang dengan mayoritas dari periode pengecualian tersebut berakhir pada akhir 2020 lalu.

Baca Juga: