Pemerintah AS menyatakan bahwa segala ancaman dari Korut saat ini harus ditanggapi dengan serius.

WASHINGTON DC - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menahan penilaiannya atas kebenaran pengu muman Korea Utara (Korut) tentang uji coba sistem senjata nuklir bawah laut dan menyatakan bahwa retorika ancaman keras dari Korut harus ditanggapi dengan serius.

AS selanjutnya mendesak Korut untuk segera menghentikan segala bentuk provokasi dan kembali ke dialog diplomasi, serta menekankan bahwa AS bersama dengan Korea Selatan (Korsel), dan Jepang, akan melakukan upaya diplomatik dan pencegahan terhadap Korut.

"Tidak banyak informasi tentang pengumuman uji coba sistem senjata nuklir bawah laut Korut, dan kami bersama pemerintah Korsel sedang mencari informasi terkait untuk mengonfirmasi uji coba tersebut," ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, akhir pekan lalu.

Ditambahkan oleh Kirby bahwa provokasi yang dilakukan oleh Kim Jong-un dan rezimnya secara terus-menerus merupakan masalah yang berkelanjutan dan dengan jelas mereka berupaya untuk meningkatkan kemampuan militernya untuk mengancam negara-negara tetangga dan kawasan.

Oleh karena itu, Presiden Joe Biden mengambil langkah signifikan untuk menyatukan aliansi yang dapat dikonfirmasi dalam pertemuan Camp David antara pemimpin Korsel, AS, dan Jepang.

Selanjutnya, kesepakatan ketiga negara tersebut untuk memperkuat kerja sama trilateral dan pembentukan Kelompok Konsultatif Nuklir yang baru, membuat mereka memiliki informasi lebih lanjut mengenai Semenanjung Korea.

Sementara itu mengenai ancaman Kim Jong-un dengan nuklir terhadap Korsel dan AS, Kirby mengatakan bahwa ancaman dari pihak yang berupaya untuk menumbuhkan kekuatan militer termasuk kemampuan nuklir, harus diperhatikan dengan serius.

Kirby juga menambahkan bahwa Kim Jong-un seharusnya lebih fokus untuk berupaya dalam menyediakan pangan bagi rakyatnya daripada hanya mengembangkan kekuatan militernya.

Tanggapan Seoul

Sementara itu Kantor Kepresidenan Korsel menyatakan bahwa uji coba sistem senjata nuklir bawah laut yang dilakukan Korut pada tanggal 19 Januari lalu, diperkirakan adalah semacam torpedo dan kecil kemungkinan menggunakan sistem propulsi nuklir.

Perwakilan Kantor Kepresidenan Korsel pada Minggu (21/1) menerangkan bahwa pihaknya belum dapat mengkonfirmasi dengan pasti akibat data yang terbatas karena hingga saat ini Korut belum merilis foto dari uji coba tersebut. Namun ditegaskan, tidak ada temuan kasus pengembangan reaktor nuklir kecil yang dapat dimasukkan ke dalam torpedo dengan diameter kurang dari 1 meter.

Perwakilan itu menambahkan bahwa Korut mengklaim telah berhasil meluncurkan kendaraan serangan nuklir bawah laut tak berawak sebanyak tiga kali tahun lalu dan merilis foto-foto terkait. Namun, berdasarkan analisis hingga saat ini, klaim Korut itu kemungkinan besar mengada-ada dan di luar fakta.

Sejalan dengan hal itu, terlepas dari kebenaran klaim Korut tersebut, militer Korsel terus melacak dan memantau pengembangan sistem senjata bawah laut Korut seperti torpedo nuklir dan misil balistik berbasis kapal selam (SLBM) dengan koordinasi bersama intelijen, pengawasan, dan pengintaian gabungan antara Korsel dan AS.

Kantor Kepresidenan Korsel juga menegaskan bahwa militer Korsel telah memiliki kemampuan serangan yang luar biasa terhadap pangkalan peluncuran sistem senjata tersebut jika terjadi keadaan darurat, dan juga memperkuat kekuatan anti-kapal selam serta pertahanan pelabuhan. KBS/I-1

Baca Juga: