Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD memiliki kenangan khusus pada Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Artidjo Alkostar yang tutup usia pada Minggu (28/2).
Mahfud menceritakan bagaimana dirinya terbantu saat mendapatkan beasiswa di New York, Amerika Serikat, pada November 1980. "Artidjo bagi saya menjadi semacam inspirator untuk penegakan hukum dan demokrasi," kata Mahfud MD, di Jakarta, Senin (1/3).
Pada November 1990 Mahfud berangkat ke Amerika Serikat sebagai academic researcher di Columbia University, New York. Tujuan ke Amerika untuk menulis disertasi tentang politik hukum di Indonesia.
Selama tinggal Amerika, kata dia, urusannya relatif lebih mudah dan lancar karena dibantu oleh Artidjo Alkostar yang menjemput dan mengatur tempat tinggal dan urusan administrasinya.
Sakit Jantung
Mahfud mengungkapkan terakhir bertemu dengan mendiang Artidjo pada 18 Agustus 2020. Sehari sebelumnya, dia memperoleh kabar dari murid Artidjo, Ari Yusuf Amir dan Sugito kalau Artidjo tengah sakit. Artidjo didiagnosis memiliki masalah pada jantung dan paru-parunya.
Namun, Artidjo enggan menjalani perawatan di rumah sakit meskipun sangat direkomendasikan oleh dokter. Oleh karena itu, Mahfud meminta bantuan kepada dr Terawan Agus Putranto yang kala itu menjabat Menteri Kesehatan untuk mengirim dokter serta perawat ke apartemen almarhum.
"Menkes (Terawan) mengirim dokter dan perawat ke apatemen Mas Artidjo pada tanggal 18 Agustus 2020 itu dan saya ikut menemuinya di sana," ucapnya.
Namun, Hari Minggu, 28 Februari 2021, ternyata Artidjo pergi untuk selamanya. Dia menghadap Allah dengan damai. Almarhum Artidjo dimakamkan di Kompleks Pemakaman Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Presiden Joko Widodo pun pada Senin (1/3) bertakziah ke tempat duka mendiang Artidjo Alkostar di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta. Mantan Hakim Agung yang dikenal sangat berintegritas, jujur, dan tak ragu dalam penegakan hukum tersebut berpulang pada usia 72 tahun.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Kemarin hari Minggu telah berpulang ke rahmatullah Bapak Artidjo Alkostar. Kita telah kehilangan putra terbaik bangsa," ujar Presiden.
Presiden memiliki kenangan tersendiri terhadap Artidjo semasa hidupnya. Kepribadian dan integritasnya tak perlu diragukan lagi dan menjadi teladan bagi para penegak hukum dan peradilan.
"Beliau adalah penegak hukum, hakim agung, dan Dewan Pengawas KPK yang sangat rajin, jujur, memiliki integritas yang tinggi," tuturnya.
Usai menyampaikan belasungkawa, Presiden Joko Widodo berdoa untuk almarhum agar diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Tak lama setelah itu, Presiden berpamitan meninggalkan lokasi. "Atas nama pemerintah kami menyampaikan dukacita mendalam," tandasnya.