JAKARTA - Kebakaran dilaporkan terjadi di kilang minyak di Kota Jeddah, Arab Saudi. Pejuang Houthi Yaman mengakui telah meluncurkan serangkaian serangan terhadap negara itu.

Al Jazeera mengutip media pemerintah Saudi, pada Jumat (25/3) melaporkan serangan serangkaian roket dan drone oleh kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran dan kumpulan asap hitam terlihat membumbung di langit Jeddah. Kota ini akan menjadi tuan rumah ajang Formula One pada hari Minggu.

Sementara pemerintah Saudi dan perusahaan negara Aramco belum mengetahui ledakan tersebut, ternyata kilang tersebut sama dengan kilang yang diserang Houthi beberapa hari lalu.

Di hari yang sama, juru bicara milter Houthi Yahya Sarea mengatakan kelompoknya menyerang fasilitas Aramco dengan rudal, kilang Ras Tanura dan Rabigh dengan drone.

Sarea menambahkan serangan menargetkan fasilitas vital di ibukota Saudi, Riyadh.

Serangan menargetkan "fasilitas Aramco di Jeddah dan fasilitas vital di ibukota Riyadh," tulis Sarea di Twitter. Fasilitas minyak raksasa Aramco juga diserang di Jizan, Najran, Ras Tanura dan Rabigh dengan sejumlah besar drone, katanya.

Mengutip koalisi, media televisi Al Arabiya mengatakan sistem pertahanan udara pemerintah Saudi meledakkan dua drone yang mengarah ke Najran.

Mereka yang berada di lintasan F1 dapat melihat dari kejauhan asap hitam membubung tinggi.

"Posisi saat ini kita sedang menunggu informasi lebih lanjut dari pihak berwenang terkait apa sedang yang terjadi," kata penyelenggara F1 dalam sebuah pernyataan.

Serangan-serangan tersebut dilakukan saat Saudi memimpin koalisi memerangi kelompok Houthi yang mengambil alih ibukota Yaman Sanaa pada September 2014.

Saudi yang terlibat perang Yaman pada 2015 telah dikritik publik internasional karena serangan udara yang menewaskan lusinan warga sipil - peristwa itu menjadi sebab Houthi melancarkan serangan drone, rudal, dan mortar terhadap Saudi.

Media televisi pemerintah Saudi mengakui serangan di kota Dhahran yang menghancurkan tank air juga merusak banyak rumah dan kendaraan.

Serangan lainnya menargetkan sebuah fasilitas listrik di wilayah barat daya Arab Saudi dekat dengan perbatasan Yaman, media tersebut melaporkan.

Pembangkit Jeddah Utara menyimpan bahan bakar diesel, bensin, dan bahan bakar pesawat untuk keperluan kota. Terhitung lebih dari seperempat persediaan minyak Saudi dan persediaan minyak penting untuk mengoperasikan pabrik desalinasi regional.

Kelompok Houthi sudah dua kali menargetkan pabrik di Jeddah Utara dengan rudal: serangan pertama pada November 2020 dan yang terakhir pada hari Minggu.

Pada serangan 2020, tangki yang memiliki kapasitas 500.000 barel berisi bahan bakar diesel, demikian menurut laporan terakhir panel pakar di PBB yang memeriksa perang Yaman. Setelah serangan, Aramco diperkirakan akan menghabiskan biaya 1,5 juta dolar untuk perbaikan fasilitas yang rusak.

Baca Juga: