MEKKAH - Umat Muslim pada Minggu (18/7) kembali memulai ibadah haji ke kota suci Mekkah setelah pemerintah Arab Saudi kembali menggelar penyelengaraan ibadah ini secara terbatas untuk tahun kedua.
Hanya 60.000 warga dan warga Saudi yang telah divaksinasi lengkap yang diizinkan untuk ambil bagian, dan jumlah itu jauh dari angka penyelenggaraan haji pada waktu normal yaitu sekitar 2,5 juta jamaah.
Jamaah yang dipilih tahun ini diseleksi dari lebih dari 558.000 pelamar melalui sistem pemeriksaan daring dengan kriteria antara lain orang dewasa yang divaksinasi lengkap berusia 18-65 tahun tanpa penyakit kronis.
"Alhamdulillah kami mendapat restu untuk datang, meski tidak kami duga karena jumlah jemaah yang sedikit," kata Abdulaziz bin Mahmoud, warga Saudi, berusia 18 tahun.
Kegembiraan pun dirasakan oleh Saddaf Ghafour, seorang perempuan berusia 40 tahun dari Pakistan yang bisa menunaikan ibadah haji dengan temannya. "Merupakan hak istimewa bisa melakukan ibadah haji di antara jumlah jemaah yang sangat terbatas," kata Ghafour.
Arab Saudi sejauh ini telah mencatat lebih dari 507.000 kasus infeksi virus korona, termasuk lebih dari 8.000 kematian. Sekitar 20 juta dosis vaksin telah diberikan di negara berpenduduk lebih dari 34 juta orang ini.
Ibadah haji, yang biasanya dipadati banyak orang, berpotensi menjadi sumber penyebar virus yang amat cepat. Tetapi kementerian haji Saudi mengatakan mereka kali ini sedang mengupayakan tindakan pencegahan kesehatan tingkat tertinggi sehubungan dengan pandemi dan munculnya varian baru. "Saat ini siapa pun yang ditemukan terinfeksi akan dibawa ke fasilitas isolasi," ucap Sari Asiri, direktur departemen haji dan umrah di Kementerian Kesehatan Arab Saudi.
Selain langkah-langkah jarak sosial yang ketat, pihak berwenang telah memperkenalkan kartu haji pintar untuk memungkinkan akses bebas kontak ke lokasi penampungan, ??hotel, dan bus untuk mengangkut jamaah. SB/AFP/I-1