LONDON - Komisi Uni Eropa merilis statistik penerbitan visa Schengen di seluruh negara di dunia pada 2017. Menurut hasil statistik, jumlah aplikasi permohonan visa Schengen tercatat sebanyak 16,1 juta yang berarti jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,3 persen dibanding 2016.

Namun peningkatan itu justru tak bisa dinikmati warga negara Indonesia (WNI) karena banyak aplikasi pernohonan visa Schengen mereka yang ditolak.

"Aplikasi visa Schengen yang diajukan orang Indonesia tercatat sebanyak 199.353 aplikasi permohonan visa Schengen tipe A dan C dan hasilnya, 2.760 permohonan ditolak," ungkap salah satu penggerak gerakan BebasVisaID, Ivan Ronaldo, kepada koresponden Antara di London, Kamis (26/4).

Menurut Ivan Ronaldo, tingkat penolakan visa Schengen diajukan di Indonesia adalah 1,4 persen untuk 2017. Dibandingkan 2016, persentase penolakan visa Schengen itu mengalami kenaikan karena pada tahun itu angkanya tercatat hanya 1,1 persen saja.

Tapi perlu dicatat jumlah permohonan visa Schengen di Indonesia pada 2016 adalah 172.045. Dengan kata lain, 2017 ada 2.760 aplikasi yang ditolak, sedangkan 2016 jumlahnya 1.893.

"Meskipun jumlahnya naik, tapi kami berharap hal tersebut tidak berpengaruh terhadap negosiasi bebas visa Schengen yang sedang dijalankan Kementerian Luar Negeri RI," ujar Ivan Ronaldo.

Masih Terendah

Dikatakannya, visa Schengen yang diolah oleh statistik tersebut adalah 'uniform visa', yakni visa tipe A dan C. Visa Schengen tipe A adalah untuk keperluan transit, sedangkan tipe C adalah visa yang sehari-hari digunakan untuk kunjungan singkat, seperti wisata dan kunjungan keluarga.

Menurut Ivan Ronaldo, satu hal yang perlu dipahami, bahwa jumlah permohonan visa tersebut adalah jumlah keseluruhan yang diajukan di Indonesia. "Jadi WNA yang memohon visa Schengen di Indonesia ikut masuk dalam perhitungan. Jadi, tingkat penolakan tersebut tidak melekat pada WNI saja," ujarnya.

Bila dibandingkan dengan negara tetangga, Indonesia termasuk yang paling rendah tingkat penolakannya. Thailand berada pada angka penolakan 3,1 persen, dan Filipina berada pada 7 persen.

Tiongkok yang tercatat sebagai negara penyumbang permohonan visa kedua terbesar setelah Russia, berada pada 3,3 persen. Russia tercatat sebagai 'penyumbang' utama permohonan visa Schengen dengan total aplikasi sebesar 3.885.899 diajukan di negara tersebut.

Selain visa Schengen, Komisi Uni Eropa juga menerbitkan statistik permohonan visa Bulgaria, Kroasia dan Romania. "Di Indonesia, tingkat penolakan untuk visa Bulgaria adalah 0 persen. Untuk Kroasia 1,2 persen dan Romania 5,8 persen," pungkas Ivan Ronaldo.

Ant/I-1

Baca Juga: