Aplikasi ponsel yang baru dikembangkan ini membantu pemantauan seperti diabetes, penyakit ginjal, dan infeksi saluran kemih menjadi lebih akurat dan mudah bagi pasien dan dokter. Kondisi ini pada akhirnya dapat digunakan untuk memperlambat atau membatasi penyebaran pandemik di negara berkembang. Aplikasi yang dikembangkan oleh para periset di Universitas Cambridge, secara akurat mengukur perangkat uji berbasis warna atau kolorimetrik untuk penggunaan di rumah, klinis atau jarak jauh, dan memungkinkan pengiriman data medis dari pasien langsung ke profesional kesehatan.
Diagnostik merupakan bagian dari penanganan awal masalah kesehatan. Namun, diagnosis dapat terhalang oleh infrastruktur dan kekurangan tenaga profesional yang memadai, terutama di negara berkembang. Mengatasi tantangan tersebut dengan mengembangkan diagnostik yang mudah diakses dapat mengurangi beban penyakit pada petugas layanan kesehatan. Karena portabilitas, ukuran kompak dan kemudahan penggunaan, tes kolorimetrik banyak digunakan untuk pemantauan medis, pengujian obat dan analisis lingkungan di berbagai hal lainnya.
Tes, biasanya dalam bentuk strip kecil, bekerja dengan menghasilkan perubahan warna dalam larutan: intensitas warna yang dihasilkan menentukan konsentrasi larutan itu. Apalagi saat digunakan di rumah atau jarak jauh, tes ini bisa sulit dibaca secara akurat.Pembacaan yang salah, sangat umum terjadi, yang bisa mengakibatkan diagnosis atau pengobatan menjadi keliru. Peralatan laboratorium khusus seperti spektrofotometer atau pembaca tes khusus dapat digunakan untuk mengotomatisasi pembacaan dengan sensitivitas tinggi, namun ini mahal dan besar. Aplikasi baru, Colorimetrix, membuat pembacaan akurat tentang tes kolorimetrik jauh lebih mudah, menggunakannyapun tidak lebih sulit dari sebuah ponsel.
Aplikasi ini menggunakan kamera ponsel dan algoritma untuk mengubah data dari tes kolorimetrik menjadi nilai konsentrasi numerik di layar telepon dalam beberapa detik. Setelah menguji urine, air liur atau cairan tubuh lainnya dengan tes kolorimetrik, pengguna hanya mengambil gambar tes dengan kamera ponsel mereka. Aplikasi ini menganalisis warna pengujian, membandingkannya dengan kalibrasi yang telah direkam sebelumnya, dan menampilkan hasil numerik pada layar telepon. Hasilnya kemudian bisa disimpan, dikirim ke profesional kesehatan, atau langsung dianalisis oleh telepon untuk didiagnosis. Aplikasi ini dapat digunakan di rumah, klinik, atau daerah yang terbatas sumber daya, dan tersedia untuk sistem operasi Android dan iOS.
Perangkat ini mampu menunjukkan secara akurat laporan konsentrasi glukosa, protein dan pH dari strip tes urine yang tersedia secara komersial tanpa memerlukan perangkat eksternal, untuk pertama kalinya aplikasi ponsel digunakan dengan cara ini di laboratorium. Di luar aplikasi laboratorium, aplikasi ini juga dapat digunakan oleh pasien untuk memantau kondisi kronis seperti diabetes, atau sebagai alat kesehatan masyarakat, dengan memungkinkan transmisi data medis ke profesional kesehatan secara real time.
"Aplikasi ini memiliki potensi untuk membantu dalam memerangi HIV, tuberkulosis dan malaria di negara berkembang, membawa konsep perawatan kesehatan mobile yang nyaman," kata Ali Yetisen, seorang mahasiswa PhD di Departemen Teknik Kimia & Bioteknologi, yang memimpin penelitian. "Dengan segera mendapatkan data medis dari lapangan ke dokter atau laboratorium, ini bisa membantu memperlambat atau membatasi penyebaran pandemi," tambah Yatisen. Selain aplikasi medis, para periset berencana untuk mengumumkan aplikasi ini secara publik sehingga dapat digunakan untuk tes kolorimetri lainnya seperti peralatan laboratorium, diagnostik veteriner dan alat penyaringan lingkungan. Tim ini berencana untuk menggunakan aplikasi ini untuk pengujian klinis fungsi ginjal dan infeksi. nik/berbagai sumber/E-6