AS dan Tiongkok mendorong peningkatan kerja sama ekonomi di antara negara anggota forum multilateral Asia Pasifik (APEC).

WELLINGTON - Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) berkomitmen untuk mengatasi pemulihan ekonomi di kawasan dengan menopang rantai pasokan, menangani masalah ketenagakerjaan dan terus merespons pandemi Covid-19. Mereka juga berjanji untuk bekerja sama mengatasi tantangan iklim dan lingkungan.

Komitmen tersebut tertuang dalam komunike yang dihasilkan dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Wellington, Selandia Baru, Jumat (12/11).

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, Jumat (12/11), berjanji memperdalam hubungan dengan negara anggota APEC, termasuk memajukan perdagangan yang adil dan terbuka serta investasi di kawasan itu. Biden juga mendesak tindakan untuk menopang lingkungan dan kesehatan global.

"Biden menegaskan kembali minat kami untuk melayani sebagai mitra yang kuat dan andal bagi ekonomi APEC saat kami mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif dan membahas cara untuk melepaskan kekuatan ekonomi kawasan dan untuk memperdalam keterlibatan ekonomi AS di seluruh Indo-Pasifik," menurut pernyataan Gedung Putih setelah sambutan Biden di pertemuan para pemimpin APEC.

Pada kesempatan sama, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mengatakan kerja sama ekonomi dan teknologi penting bagi blok tersebut dan harus menerima investasi lebih lanjut. Berbicara melalui tautan video di KTT para pemimpin APEC, Xi juga mengatakan Tiongkok akan tetap memperluas keterbukaannya ke dunia luar dan berbagi peluang pembangunan dengan dunia serta semua negara Asia-Pasifik.

KTT negara-negara Lingkar Pasifik diadakan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan regional dan geopolitik, khususnya antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Hal itu terjadi menjelang pertemuan puncak secara daring yang sangat dinanti antara Biden dan Xi Jinping yang dijadwalkan hari ini, (15/11).

Redakan Ketegangan

Pertemuan bilateral itu dilakukan ketika negara adidaya berupaya mencegah meningkatnya ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia dari spiral menuju konflik.

Dalam pidatonya, Xi Jinping memperingatkan kawasan Asia Pasifik tidak boleh kembali ke ketegangan era Perang Dingin. Komentar itu dilihat sebagai referensi terhadap upaya-upaya AS dan sekutunya di Asia Pasifik untuk menumpulkan pengaruh secara ekonomi dan militer.

Xi Jinping naik podium virtual sehari setelah Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa menyetujui resolusi langka yang memperkuat status dan otoritasnya. Hal itu memperkuat kemungkinan dia akan mengamankan masa jabatan kepemimpinan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun depan.

APEC adalah pertemuan multilateral terakhir tahun ini dan diadakan setelah serangkaian pertemuan termasuk KTT Kelompok 20 yang terkenal di Roma dan pertemuan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia.

Pernyataan para pemimpin tidak menyebutkan tawaran AS untuk menjadi tuan rumah pertemuan pada 2023. Para pejabat mengatakan konsensus belum tercapai mengenai proposal ini. Thailand akan mengambil alih sebagai tuan rumah APEC pada 2022.

APEC berdiri pada 1989 dengan beranggotakan 21 negara dan otoritas, meliputi Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Cile, Tiongkok, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Russia, Singapura, Taiwan, Thailand, AS, dan Vietnam. Total perdagangan APEC mencapai 47 persen dari total perdagangan dunia.

Baca Juga: