Sampai saat ini hilangnya tentara Legiun Kesembilan Romawi masih menjadi misteri. Film Hollywood tampaknya bukan memperjelas masalah namun menggambarkan hilangnya pasukan ini karena dibantai oleh pasukan orang barbar.

Sampai saat ini hilangnya tentara Legiun Kesembilan Romawi masih menjadi misteri. Film Hollywood tampaknya bukan memperjelas masalah namun menggambarkan hilangnya pasukan ini karena dibantai oleh pasukan orang barbar.

Film blockbuster Hollywood berjudul The Eagle (2011) menceritakan salah satu misteri besar sejarah Romawi di daratan Inggris. Terkait hal ini, dosen senior prasejarah Bournemouth University bernama Miles Russell bertanya apa yang sebenarnya menimpa tentara Legiun Kesembilan Romawi yang hilang tak berbekas itu?

Mengetahui para penyerang yang hiruk-pikuk datang di garis depan, tentara Legiun Kesembilan (Legion of the Ninth) Romawi dengan segera menyadari bahaya. Namun hal itu sudah terlambat. Mereka benar-benar terkepung dari semua sisi dikerumuni oleh pasukan barbar.

Melihat bahayanya, para tentara berusaha mempertahankan barisan sehingga sebagian besar pasukan dapat mundur dengan tertib, namun hal itu sudah terlambat. Dengan tidak adanya harapan untuk melarikan diri, orang-orang terakhir yang selamat dibantai di tempat mereka berdiri dan panji elang kehormatan mereka diambil.

"Film The Eagle adalah kisah dramatis yang tidak dapat disangkal meskipun juga sepenuhnya fiksi, seputar pembantaian seluruh legiun Romawi. Ini fiktif karena tidak benar-benar diketahui apa yang terjadi pada 5.000 orang dari Kesembilan," kata Russell.

Namun pandangan modern yang populer menyatakan bahwa mereka dimusnahkan di tepi kekaisaran, di suatu tempat di dataran tinggi terpencil di Inggris utara, pada tahun-tahun awal Kerajaan Inggris sekitar abad kedua masehi.

Legiun Kesembilan adalah unit militer elite yang beroperasi di Inggris setelah invasi Romawi ke pulau itu pada 43 M. Legiun ini berperan penting dalam memerangi perlawanan pribumi di Inggris utara dan berada di garis depan selama pemberontakan Ratu Boudica pada 60 M, yang menimbulkan penderitaan dan kerugian besar.

Pada awal 70 M, legiun tersebut bergerak maju ke markas baru mereka di York dan sepuluh tahun kemudian mereka secara aktif berkampanye di Dataran Tinggi Skotlandia. Pada 100 M, pasukan ini kembali berada di Inggris bagian utara, namun pada awal tahun 120 M pasukan tersebut telah menghilang dan markas mereka di York diambil alih oleh legiun lain, Legiun Keenam.

"Apa yang akhirnya terjadi pada Legiun Kesembilan adalah salah satu hal yang tidak diketahui dalam sejarah. Hilangnya pasukan itu menjadi salah satu mitos di wilayah Britania Romawi," ucap Russell.

Film The Eagle mengambil plot cerita utamanya dari film The Annihilation of The Ninth. Penonton tampaknya tidak pernah bosan melihat tentara Romawi ditebas oleh orang-orang barbar dengan sebuah latar dataran tinggi yang indah.

"Namun, elemen pers Inggris dan Amerika agak sinis, mengamati bahwa Legiun Kesembilan tidak mati di lembah terpencil di Skotlandia, namun mungkin dipindahkan ke Yudea, hanya untuk binasa di sana dalam perang yang membawa bencana besar," tutur Russell.

Klaim mereka, bukan anggota suku Inggris yang membunuh orang Romawi, melainkan orang Persia atau Yahudi. Lalu, mengapa pandangan budaya populer mengenai kematian Legiun Kesembilan tidak sesuai dengan kenyataan sejarah yang ada?

Hingga tahun 1950-an, hilangnya Legiun Kesembilan secara misterius bukanlah sebuah misteri sama sekali. Winston Churchill dalam bukunya History of the English-Speaking Peoples (1956) menuturkan bahwa legiun tersebut telah menghilang ketika memerangi kebangkitan suku-suku di Inggris utara.

Sekalipun beberapa akademisi tidak setuju, sebagian besar mengakui bahwa penampakan legiun terakhir yang dikonfirmasi terjadi di Inggris bagian utara pada tahun-tahun awal abad kedua. Pada 160 M, ketika daftar semua resimen yang bertugas dikumpulkan, Legiun Kesembilan sudah tidak ada dan nasib akhir mereka tidak tercatat.

Menurut Russell, yang memberikan dorongan besar pada mitos bahwa Legiun Kesembilan hilang di Inggris berdasarkan kisah novel The Eagle of the Ninth (1954) karya Rosemary Sutcliff. Karya ini sebuah kisah yang sangat menggugah tentang kehidupan dan kehilangan di Inggris.

Pahlawan dalam kisah ini adalah Marcus Flavius Aquila, seorang pemuda yang mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada ayahnya, kepala perwira di Legiun Kesembilan, yang hilang ketika Marcus masih kecil.

Dalam perjalanan melampaui Tembok Hadrian, Marcus mengetahui kebenaran tentang bagaimana Legiun Kesembilan dihancurkan. Saat mengetahui hal itu, ia menemukan elang perunggu simbol legiun, yang kini berada di tangan musuh. Pengembaraan pribadinya hanya dapat berakhir dengan penyelamatan elang dan kembalinya elang tersebut dengan selamat ke wilayah yang dikuasai Romawi.

Bukti Prasasti

Inspirasi novel Sutcliff adalah seekor elang perunggu tak bersayap yang ditemukan di kota Romawi, Calleva (Silchester di Hampshire) pada tahun-tahun terakhir abad ke-19.

"Setiap orang memiliki gagasan berbeda tentang bagaimana simbol itu bisa sampai di sana, tetapi tidak ada yang tahu, sama seperti tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan Legiun Kesembilan," kata Russel dikutip dari BBC.

Kemunculan simbol elang milik Legiun Kesembilan yang hilang di Kota Silchester menjadi misteri utama buku karya Sutcliff. Namun para arkeolog menyadari bahwa burung logam itu, secara pasti, awalnya menyertai patung dewa Romawi Jupiter dan bukannya mewakili sisa-sisa legiun yang hilang, misteri itu tampaknya terpecahkan. Tidak ada elang yang hilang dan hampir pasti tidak ada Legiun Kesembilan yang hilang.

Fakta bahwa Legiun Kesembilan dipindahkan dari Inggris hanya untuk dibantai di suatu tempat di timur kini telah menjadi kebenaran sejarah yang kuat. Oleh karena itu, pers masa kini dapat menangkap premis utama film-film seperti The Eagle dan Centurion (film sebelumnya dengan alur cerita utama yang sama) dengan tingkat kredibilitas tertentu. Masalahnya adalah tidak ada yang mengetahui benar mengenai gagasan bahwa Legiun Kesembilan pernah meninggalkan Inggris, apalagi bahwa mereka dimusnahkan di tempat lain.

Faktanya, bukti kuat terakhir yang mengkonfirmasi keberadaan Legiun Kesembilan berasal dari Inggris, bukan Timur Tengah. Bukti ini ditinggalkan di York dalam bentuk prasasti batu besar yang mencatat penyelesaian pekerjaan pembangunan di benteng legiun. Arti penting dari prasasti ini terletak pada fakta bahwa prasasti tersebut mencantumkan serangkaian gelar untuk Kaisar Trajan yang dapat dipastikan berasal dari tahun 108 M.

Sebaliknya, bukti yang mendukung teori transfer strategis yaitu transfer tentera dari Inggris ke Eropa daratan, alias tidak hilang atau mati di sana, meski gagasan ini tidaklah cukup bukti. Gagasan ini muncul dari temuan serangkaian pecahan ubin, pecahan tembikar dan liontin perunggu yang semuanya memiliki moniker khas Legiun Kesembilan, yang ditemukan di Nijmegen di Belanda.

Artefak-artefak ini diperkirakan mewakili puing-puing legiun dalam perjalanan dari Britania pada awal abad kedua masehi. Mengingat temuannya amat terbatas, maka argumennya adalah Legiun Kesembilan tidak mungkin bertahan lama di sini dan mungkin segera berangkat ke perbatasan timur, tempat mereka dihancurkan, mungkin selama Pemberontakan Yahudi Kedua pada 132-35 M. hay/I-1

Baca Juga: