Satelit buatan adalah salah satu penemuan paling maju secara teknologi oleh peradaban manusia. Satelit buatan ini telah memungkinkan manusia untuk memiliki komunikasi yang lebih baik, pengetahuan yang lebih baik tentang ruang angkasa - dan yang paling penting, yang terbesar di antara mereka telah menunjukkan bahwa ada kemungkinan kehidupan di kehampaan hitam pekat untuk waktu yang lama.

Melansir laman republicworld, satelit adalah objek yang mengorbit tinggi di sekitar planet. Sementara satelit alami yang tak terhitung jumlahnya ada, termasuk Bulan, manusia juga telah meluncurkan satelit yang dirancang secara artifisial ke luar angkasa.

Gravitasi menentukan persamaan benda langit dan satelitnya. Dua planet paling masif di tata surya Yupiter dan Saturnus masing-masing memiliki satelit alam terbesar (bulan Jovian) dan paling banyak.

Satelit buatan

Sesuai situs web NASA, satelit buatan ditemukan pada pertengahan abad ke-20. Ini adalah wahana antariksa yang mengorbit di sekitar planet dan memiliki tujuan yang berbeda.

Satelit buatan pertama adalah Sputnik, satelit kecil seukuran bola pantai dari Rusia yang diluncurkan pada 4 Oktober 1957. Pada 3 November di tahun yang sama, satelit Sputnik 2 berukuran lebih besar dengan seekor anjing bernama Laika membuat sejarah. AS meluncurkan satelit pertamanya Explorer 1 pada 1 Januari 1958.

Seiring berjalannya waktu, satelit tersebut semakin besar dan semakin maju, Rusia meluncurkan satelit pertamanya yang berfungsi sebagai stasiun luar angkasa, bernama Salyut 1 pada tahun 1971. Disusul Skylab dari AS dan Mir dari Uni Soviet. Saat ini Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang merupakan usaha bersama badan antariksa di seluruh dunia telah menjadi rumah bagi manusia selama dua dekade.

Dengan satelit, telekomunikasi, siaran TV langsung dan panggilan telepon jarak jauh menjadi kenyataan dan layak. Saat ini, satelit buatan ini digunakan untuk layanan internet, pengawasan militer, dan juga untuk penelitian terperinci di luar angkasa, dengan ISS menampung banyak laboratorium.

Menurut NASA, satelit buatan memiliki empat bagian. Yang pertama adalah sistem tenaga yang memiliki inti matahari atau nuklir yang menggerakkan satelit, komponen yang mengontrol jalur orbitnya. Lalu ada antena yang mengirim dan menerima informasi dan muatan yang mengumpulkan informasi seperti kamera atau detektor partikel.

Terlepas dari tarikan gravitasi Bumi, satelit tidak segera jatuh kembali ke Bumi karena kecepatan sudutnya dari peluncuran cukup sehingga tarikan gravitasi berfungsi lebih sebagai tali yang menjaga tubuh agar tidak keluar dari orbit. Namun, seiring waktu, banyak satelit kehilangan kecepatan dan menghadapi degradasi orbitnya, yang akhirnya terbakar di atmosfer. arn

Baca Juga: