JAKARTA - Penyair yang juga berprofesi sebagai jurnalis, Frans Ekodhanto Purba, meluncurkan buku Antopologi Puisi tunggal berjudul Marhajabuan. Buku yang dibuat sejak tahun 2013 ini berisi 65 puisi.

Puisi-puisi tersebut berangkat dari semangat akar budaya sang penyair yang berasal dari suku Batak Toba, Provinsi Sumatera Utara.

Dalam buku puisinya yang ke-2 ini, Frans memberi semacam usaha untuk memaknai kembali budaya dan kebudayaan Batak Toba dalam kehidupan. Pemaknaan kembali tersebut dilakukan berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya dalam menjalankan kehidupan.

Dalam sambutannya saat peluncuran buku tersebut, Frans mengatakan, selain untuk memaknai kembali budaya Batak Toba, buku ini juga merupakan hadiah untuk anak saya bernama Adriell.

"Sesungguhnya buku Marhajabuan ini adalah kado ulang tahun untuk anak saya yang kesatu tahun, yaitu Adriell. Semacam ucapan rasa syukur yang berlebih untuk Tuhan yang telah memberikan kebahagiaan tak terhingga," ujar mantan jurnalis Koran Jakarta ini saat peluncuran buku tersebut di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia menjelaskan, Marhajabuan sendiri memiliki makna yaitu berumah tangga. "Kata Marhajabuan sendiri secara lumrah itu diterjemahkan sebagai berumah tangga. Nah, Adriell Cirillo Purba ini adalah salah satu buah rumah tangga dan kebahagiaan yang diwariskan Tuhan kepada saya dari keluarga," kata Frans. ang/E-3

Baca Juga: