JAKARTA - Tim Reaksi Cepat (TRC) yang bertugas 24 jam telah dibentuk di setiap kelurahan di Jakarta untuk mengantisipasi banjir sesuai peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Kami sudah punya TRC, jumlah personelnya 267 untuk menangani bencana banjir. Mereka piket 24 jam siap," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji saat dihubungi di Jakarta, Selasa (7/11).
Tim itu bertugas menangani bencana termasuk banjir, melakukan edukasi dan mengevakuasi warga jika terjadibanjir di wilayah Jakarta sertamelakukan penanganan dan pemantauan setelah bencana terjadi.
Selain itu, BPBD DKI Jakarta bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BMKG, Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan(Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta, para wali kota/bupati maupun instansi terkait penanggulangan banjir dan bencana lainnya.
BPBD DKI Jakarta juga menyebarluaskan informasi cuaca terkini dan kondisi Tinggi Muka Air (TMA) kepada masyarakat melalui kanal media sosial dan lamanbpbd.jakarta.go.id.

Kemudian, memberikan informasi peringatan dini terkait kenaikan TMA melalui "Disaster Early Warning System" (DEWS) dan "SMS Blast" serta peringatan dini cuaca melalui laman (website), media sosial, WhatsApp Group dan Channel Telegram.
BPBD DKI Jakartamelakukan pengecekan sarana-prasarana yang meliputi tenda, perahu, pelampung cincin (ring buoys), jaket dan pelampung. Selanjutnya melakukan apel siaga bencana dan simulasi pendirian tenda di 25 kelurahan rawan banjir serta beberapa kelurahan yang berpotensi rawan banjir.
"Sudah pasti kita kerjabersama. Seperti pompa stasioner dan pompa keliling untuk menyedot banjir itu pasti ada di Dinas SDA. Kalau BPBD khusus menangani pengungsi dan dukungan evakuasi," kata Isnawa.
Isnawa mengimbau kepada masyarakat untuk bersiap siaga menghadapi potensi terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor dan angin kencang di lingkungan
masing-masing. Masyarakat dapat berperan serta melakukan upaya mitigasi secara mandiri di lingkungannya.
Masyarakat Jakarta juga diharapkan tetap memantau keamanan wilayahnya dan mengenali bahaya setiap bencana untuk bisa mengurangi risikonya. "Jangan lupa menghubungi 112 layanan pengaduan yang siap 24 jam apabila menemukan potensi bahaya," katanya.

Baca Juga: