Anomali cuaca belakangan ini ditengarai memicu kenaikan harga cabai di Tanah Air sebab kekeringan panjang ikut mengganggu pasokan air bagi petani.

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dituntut segera mengendalikan harga cabai. Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar, harga cabai naik cukup tinggi hingga mencapai 100 ribu rupiah per kilogram (kg). Padahal, harga di tingkat petani masih sekitar 60 ribu rupiah per kg.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, mengidentifikasi kenaikan harga cabai sebagai akibat dari anomali cuaca sehingga mengakibatkan kekeringan belakangan ini. Untuk mengatasinya, Kementan mengambil beberapa langkah, di antaranya distribusi pasokan dari daerah surplus produksi ke daerah yang kekurangan, serta program pompa sumur dalam.

"Sesuai arahan Pak Menteri Pertanian (Amran Sulaiman), saat ini kami telah menyiapkan langkah-langkah, termasuk distribusi mobilisasi barang dari daerah surplus produksi ke daerah yang kekurangan dan menambahkan bantuan program pompa sumur dalam sehingga ke depannya masalah ini bisa teratasi," ujarnya di Jakarta, Selasa (14/11).

Selain itu, Prihasto mengajak para petani memilih varietas cabai dengan bijak dan mengolahnya menjadi produk turunan yang bermanfaat. Meskipun harga cabai mahal, pemerintah menegaskan tidak akan ada impor cabai segar untuk menjaga stabilitas harga dalam negeri.

Perlu dipahami, produksi cabai nasional mencapai 241.226 ton per bulan, dengan rincian produksi cabai rawit sebesar 124.212 ton dan cabai besar sebesar 117.014 ton. Namun, kebutuhan cabai mencapai 153.440 ton per bulan, dan harga di tingkat grosir bervariasi tergantung jenis varietas.

Menanggapi situasi ini, Ketua Champion Cabai Indonesia, Tunov, menjelaskan kondisi iklim ekstrem, khususnya kekeringan, telah mempengaruhi produksi cabai. Banyak petani menghadapi kesulitan dalam menanam cabai karena minimnya pasokan air.

Tunov berharap pemerintah dan pemangku kepentingan dapat bersinergi dan memberikan dukungan kepada petani cabai Indonesia untuk memastikan keberlanjutan produksi cabai di masa depan.

Dalam mengakhiri pernyataannya, Tunov mengatakan bahwa kenaikan harga cabai adalah anugerah bagi petani, dan dia berharap masyarakat kota dapat memaklumi situasi ini. Kenaikan harga cabai diharapkan tidak berlangsung lama.

"Kenaikan harga cabai adalah sebuah keniscayaan. Ini anugerah buat kami sebagai petani, toh biasanya kalau cabai murah, kami yang kelimpungan ngutang sana-sini. Sekarang cabai harganya tinggi ya alhamdulillah, kiranya masyarakat kota bisa memaklumilah. Ini tidak lama kok," paparnya.

Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke SMK 1 Purwakarta menyampaikan tingginya harga cabai saat ini bersifat musiman dan diyakini akan turun seiring perubahan musim.

Manfaatkan Pekarangan

Sementara itu, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, merencanakan program Kampung Cabai untuk memunculkan sentra-sentra baru di setiap kabupaten, serta program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) untuk mendorong masyarakat menanam cabai di halaman rumah mereka, dengan bibit unggul yang disediakan secara gratis.

Adapun pemerintah terus berkomitmen mengatasi masalah ini dalam jangka pendek dan panjang, dengan harapan agar stabilitas harga cabai dapat dipulihkan dan pasokan terjamin. Langkah-langkah seperti P2L, distribusi pasokan, dan perbaikan infrastruktur pertanian menjadi bagian dari upaya tersebut.

Baca Juga: