Warga Jakarta diimbau ikut memelihara segala hasil pembangunan Jakarta.

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyinggung pembangunan Ibu Kota yang dilakukan selama kepemimpinannya. Hasil pembangunan selama ini sebagai wajah baru Jakarta.

"Wajah Baru Jakarta bukanlah soal tampilan yang berbeda, tapi soal cara berpikir, soal cara bekerja, cara pandang, sekaligus pola interaksinya," kata Anies, dalam pidato dalam upacara Kemerdekaan ke -74 RI di Kawasan Pantai Maju Atau Pulau D hasil Reklamasi.

Anies mengatakan, pihaknya tengah mewujudkan Jakarta sebagai kota maju, kota lestari, kota berbudaya.

Warga DKI dilibatkan dalam mewujudkan keberadaban, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua. Misalnya, ia menyinggung transportasi Mass Rapid ransit (MRT) yang telah diintegrasi antarmoda transportasi. "Gagasan MRT ini membuat lebih banyak ruang interaksi antarwarga," kata Anies.

Anies juga menyebut bahwa keberagaman sudah sejak lama telah terjadi di Jakarta yang akhirnya dilabelkan menjadi kota yang ramah.

"Sejak lama Kota Jakarta telah menjadi simpul percontohan persatuan Indonesia, karena ada masyarakat yang sejak dahulu menyambut dengan terbuka seluruh warga Indonesia dengan kehangatan, menyambut setiap tamu dengan kesetaraan dan keterbukaan. Hal itu telah membuat Kota Jakarta menjadi kota yang ramah bagi semuanya," kata Anies.

Masyarakat Betawi

Anies mengatakan di Jakarta pula persatuan itu dirajut dengan dukungan masyarakat Betawi yang akhirnya melahirkan deklarasi-deklarasi penting menyangkut bangsa dan negara dilaksanakan yang senantiasa bisa disyukuri.

Anies juga menyinggung, pembangunan trotoar di Jakarta yang saat ini lebih luas dan ramah bagi kaum difabel. Harapannya, fasilitas publik setara bagi semua orang. "Karena itu dibangun bersama masyarakat, bukan sekadar oleh pemerintah sendiri. Lalu bila kita menyaksikan dinding-dinding yang bergambar mural.," kata Anies.

Anies mengatakan alasan dirinya menggelar upacara bendera di atas lahan reklamasi tersebut adalah simbol bahwa lahan itu milik negara bukan milik swasta.

Upacara bendera di pantai Maju ini diikuti 4.000 pegawai Pemprov DKI. Kurang lebih 75 bus Transjakarta disediakan untuk mengangkut para PNS ini ke pantai Maju.

Saat upacara berlangung banyak PNS keluar dari barisan peserta upacara.

Mereka memilih tidak berada dalam barisan ketika upacara berlangsung. Bahkan, ketuka Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selaku inspektur upacara sedang menyampaikan amanatnya, para PNS tetap bergeming di luar barisan.

Beberapa PNS juga sebelumnya meminta izin untuk ke toilet. Namun, rupanya tidak kunjung kembali ke barisan semula. Bahkan, ketika upacara memasuki sesi pengibaran bendera merah putih, mengheningkan cipta hingga pembacaan teks Pancasila, para PNS ini tidak juga tidak mengikuti rekan-rekannya berada dalam barisan. pin/Ant/P-5

Baca Juga: