JAKARTA - Pemerintah mendorong peningkatan konektivitas di Tanah Air, terutama di wilayah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Perbatasan (3TP) sejalan dengan Visi dan Misi Nawacita. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meningkatkan layanan angkutan jalan perintis.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Irjen Pol, Risyapudin Nursin mengatakan angkutan perintis ini tentunya sangat bermanfaat dan diharapkan benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat yang butuh dalam bermobilisasi dan meningkatkan aksesibilitas. Angkutan perintis saat ini melayani sebanyak 322 trayek yang tersebar di seluruh Indonesia atau meningkat dari semula 217 trayek pada 2015.
"Dari tahun ke tahun terlihat peningkatan jumlah pengguna hingga 2023 sebanyak 1,3 juta orang telah terbantu oleh angkutan jalan perintis," kata Risyapudin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/8).
Risyapudin memerinci sekitar 37,5 persen penumpang berada di wilayah Indonesia bagian Barat, kemudian wilayah Indonesia bagian Timur sebesar 36,5 persen dan penumpang di wilayah Indonesia bagian Tengah sebesar 26 persen.
"Rata-rata persentase pertumbuhan jaringan trayek angkutan jalan perintis sejak 2015 hingga 2024 adalah sebesar 1,48 persen. Adapun total anggaran subsidi angkutan perintis tahun ini ialah sebesar 180 miliar," katanya.
Risyapudin juga menjelaskan dengan adanya layanan ini diharapkan dapat menghubungkan wilayah yang belum berkembang dengan kawasan perkotaan sehingga dapat menumbuhkan perekonomian di wilayah sekitarnya. Selain itu, dia menuturkan bentuk pelayanan ini sebagai upaya stabilisator pada suatu daerah dengan tarif yang lebih rendah dari tarif yang berlaku khususnya bagi pelajar atau mahasiswa.
"Dengan penyediaan layanan ini dengan pemberian subsidi, kami mencoba menghadirkan angkutan umum yang terjangkau oleh masyarakat dengan daya beli yang rendah. Kami berharap hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah 3TP," pungkasnya.
Perhatian Khusus
Sementara itu, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno mengatakan angkutan perintis perlu mendapat perhatian khusus dan dukungan dari semua pihak. "Bus Perintis yang dikelola Perum seperti Damri, misalnya, yang mendapat penugasan menghubungkan daerah-daerah pelosok di Tanah Air, kurang mendapat dukungan dalam hal sarana dan prasarana," jelasnya.
Djoko menambahkan Indonesia sebagai negara kepulauan perlu membenahi angkutan umum yang telah ada. Perhatian untuk membangun transportasi umum selayaknya jadi agenda prioritas di daerah-daerah. Transportasi tak hanya jadi tanggung jawab satu kementerian, tetapi perlu didukung kementerian-kementerian lain.
"Selama ini, pembangunan transportasi publik di daerah, misalnya, kurang mendapat perhatian dari banyak pemerintah daerah. Koordinasi antara Kemenhub dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga masih minim," tutupnya.