Pejabat Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Senin (18/7) mengatakan bahwa negara itu hampir menyelesaikan negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

"Pejabat presiden lebih lanjut menjelaskan bahwa negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) hampir selesai, dan diskusi untuk bantuan dengan negara asing juga sedang berlangsung," kata kantor Wickremesinghe dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Straits Times.

Pernyataan itu muncul setelah Wickremesinghe mengeluarkan perintah pada Minggu malam untuk keadaan darurat di Sri Lanka yang bangkrut sebagai upaya untuk mencegah kerusuhan menjelang pemungutan suara di Parlemen akhir pekan ini untuk memilih presiden baru.

Diketahui, para pemimpin Sri Lanka telah beberapa kali memberlakukan keadaan darurat sejak April, ketika protes publik terjadi terhadap penanganan pemerintah terhadap krisis ekonomi yang semakin parah.

"Adalah bijaksana untuk melakukannya, demi kepentingan keamanan umum, perlindungan ketertiban umum dan pemeliharaan persediaan dan layanan yang penting bagi kehidupan masyarakat," bunyi pemberitahuan itu.

Wickremesinghe sendiri ditunjuk sebagai Pejabat Presiden Sri Lanka oleh Gotabaya Rajapaksa setelah ia meninggalkan Sri Lanka untuk menghindari amukan massa yang menggeruduk kediamannya.

Pengunduran diri Rajapaksa diterima oleh Parlemen Jumat (15/7) lalu. Dia terbang ke Maladewa dan kemudian ke Singapura setelah ratusan ribu pengunjuk rasa anti-pemerintah.

Penunjukkan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe secara sebagai pejabat presiden setelah pengunduran diri Rajapaksa sudah sesuai Konstitusi Sri Lanka. Dirinya pun kini menjadi kandidat utama untuk menggantikannya secara permanen dalam pemungutan suara parlemen minggu ini.

Sementara, Parlemen Sri Lanka bertemu Sabtu lalu untuk memulai proses pemilihan presiden baru, dan pengiriman bahan bakar tiba untuk memberikan bantuan kepada negara yang dilanda krisis itu.

Wickremesinghe, yang merupakan sekutu Rajapaksa, adalah salah satu pesaing utama untuk mengambil kursi kepresidenan penuh waktu tetapi para pengunjuk rasa juga menuntut dia untuk mengundurkan diri. Kemungkinan terpilihnya Wickremesinghe diproyeksi akan mengarah ke prospek kerusuhan lebih lanjut.

Gerakan protes Sri Lanka mencapai hari ke-100 pada hari Minggu (17/6), setelah memaksa satu presiden dari jabatannya dan sekarang mengalihkan pandangannya pada penggantinya ketika krisis ekonomi negara itu berlanjut.

Dikutip dari The Strait Times, Rajapaksa dan kroninya telah disalahkan atas gejolak keuangan dan politik Sri Lanka, yang telah memaksa 22 juta orangnya mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan sejak akhir tahun lalu.

Kampanye untuk menggulingkan Rajapaksa, yang diorganisir terutama melalui posting di Facebook, Twitter, dan TikTok, menarik orang-orang dari seluruh perbedaan etnis yang sering tak terjembatani di Sri Lanka.

Baca Juga: