Fenomena ini terjadi pada abad ke-16. Lemak manusia yang dipercaya sebagai pengobatan berbagai penyakit disebut sebagai ramuan 'Axungia Hominis'.

Para dokter atau ahli medis di zaman itu, membeli lemak manusia yang dibeli dan diambil langsung dari orang mati, kemudian disimpan dalam kantong untuk persediaan obat.

Ramuan 'Axungia Hominis' ini, secara harfiah artinya adalah pendosa yang malang. Sebab, lemak manusia yang dijadikan obat biasanya diambil dari tubuh para tahanan yang telah dieksekusi mati.

Peristiwa mengerikan ini dirangkum dalam makalah Profesor Christopher E. Forth yang dipublikasi dalam jurnal Universitas Edinburgh.

Chris memaparkan kisah suram penggunaan lemak manusia di masa lalu yang ternyatat bermula dari mitos yang dipercaya masyarakat tentang keberadaan penyihir.

Di abad itu, kepercayaan masyarakat terhadap adanya penyihir sangatlah kuat. Penyihir dianggap sebagai sosok yang suka memanfaatkan lemak manusia untuk dijadikan sebagai suatu hal yang terlarang.

Sebagian masyarakat malah berpikir, di tangan para penyihir lemak manusia bisa digunakan untuk upacara perubahan manusia biasa menjadi sosok manusia serigala.

Ini yang membuat banyak orang di zaman itu, percaya bahwa lemak manusia memang sesuatu yang istimewa.

Di Eropa sendiri, lemak manusia dipercaya sebagai obat untuk penyakit radang sendi, nyeri tulang, sakit gigi, bahkan hingga asam urat.

Lemak yang biasanya diambil dari para tahanan yang telah dieksekusi ini, menjadi lahan bisnis bagi para algojo yang mengeksekusi tahanan. Mereka menjual lemak tersebut ke dokter dan apoteker dengan harga yang murah.

Transaksi lemak manusia sebagai obat ini terus berlangsung hingga abad ke-18. Bahkan di masa itu, algojo tak lagi mengirim dokter dan apoteker lemak mentah. Mereka memproduksi ramuan lemak manusia buatan sendiri ke khalayak.

Lebih parahnya lagi, pasokan lemak untuk ramuan ini tak hanya diambil dari tahanan yang dieksekusi. Para tentara yang gugur di medan perang juga turut dijadikan korban dalam bisnis ini.

Selain dijual ke masyarakat, lemak tentara yang gugur ini juga digunakan sebagai pengobatan untuk rekan mereka yang luka-luka di peperangan.

Kalau begitu, apakah lemak manusia memang begitu ampuh menyembuhkan beragam penyakit?

Tidak semuanya, tetapi Chris mengungkapkan bahwa lemak manusia memang bisa mendorong pertumbuhan pembuluh darah baru. Bahkan hingga tahun 1960-an, lemak manusia masih digunakan sebagai anti infeksi dan perawatan bedah bekas luka.

Meski begitu, ahli medis sekarang sudah tidak lagi menggunakan lemak manusia sebagai pengobatan, terlebih jika berasal dari orang mati.

Baca Juga: