Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dinilai layak masuk jajaran menteri dalam kabinet kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib menuturkan kapabilitas yang dimiliki Andika selama kepemimpinannya dapat membantu kinerja pemerintahan.

"Prestasi dan pengalaman Jenderal Andika dapat membantu kerja pemerintahan pada 2023 yang penuh dinamika," kata Ridlwan Habib, pada Senin (5/12), seperti dikutip dari Antara.

Sosok Andika dinilai Ridlwan, yang juga pengamat militer dan intelijen, cocok mengisi bangku Menteri Pertahanan (Menhan) yang saat ini diduduki Prabowo Subianto.

"Kabarnya akan ada 'reshuffle' dalam waktu dekat, jika benar, maka Pak Andika bisa menjadi menteri, yang pas kayaknya Menteri Pertahanan," kata Ridlwan.

Menurut Ridlwan, Prabowo yang digadang-gadang menjadi calon presiden bisa saja diganti agar lebih fokus dalam mengelola partai politiknya, Gerindra.

Ridlwan pun mengatakan Andika berhasil meraih pencapaian besar sebagai Panglima TNI dalam setahun terakhir. Beberapa pencapaian itu antara lain latihan besar-besaran Super Garuda Shield dan tugas pengamanan KTT G-20 di Bali November 2022.

"Jika menjadi Menhan, Pak Andika bisa mengkonsolidasikan berbagai rencana yang sudah disusun, namun belum tuntas diselesaikan karena keburu habis masa jabatan menjadi Panglima TNI," kata dia.

Sementara posisi Andika sebagai Panglima TNI akan digantikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono. Yudo ditunjuk Jokowi sebagai calon tunggal Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang memasuki masa pensiun pada Desember 2022.

Surat Presiden (Surpres) Calon Panglima TNI itu telah diserahkan oleh Mensesneg Pratikno kepada Ketua DPR RI Puan Maharani pada 28 November 2022.

"Bahwa nama yang diusulkan Presiden untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa adalah Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut," kata Puan Maharani di Gedung DPR, Jakarta, awal pekan ini.

Mengenai posisi Kasal, Ridlwan menyampaikan Rektor Universitas Pertahanan Laksamana Madya Amarulla Octavian paling berpeluang dipilih presiden.

"Profesor Octavian adalah laksamana bintang tiga Angkatan Laut yang jago 4 bahasa asing dan sudah menulis puluhan buku tentang doktrin dan strategi angkatan laut," kata Ridlwan.

Dia mengatakan situasi geopolitik kawasan laut sekitar Indonesia sedang hangat, misalnya ketegangan di Selat Taiwan, pencurian ikan di Laut Natuna, dan peningkatan persenjataan kapal selam Australia di sisi selatan Jawa.

"Perlu figur Kasal yang cerdas, bisa berdiplomasi, dan paham tentang dinamika ancaman maritim. Dari calon-calon yang ada saya kira Pak Octavian tepat jika dipilih Presiden menjadi Kasal yang baru pengganti Pak Yudo," ujarnya.

Baca Juga: