Pihak berwenang Tiongkok sejauh ini mengatakan bahwa asal-usul virus korona yang telah membunuh banyak orang dan menginfeksi ratusan di pusat Provinsi Hube ini belum diketahui asal-usulnya.

Virus korona tengah menjadi perhatian masyarakat internasional. Virus korona dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, hingga kematian.

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 31 Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Jumlah populasi masyarakat Wuhan yang mencapai 11 juta, lokasinya yang terhubung dengan berbagai wilayah lain, serta jutaan orang yang bepergian selama liburan pergantian tahun baru, diperkirakan membuat virus korona menyebar cepat sampai ke kota lain, bahkan luar negeri.

Jumlah negara yang mengonfirmasi terinfeksi virus korona pun terus bertambah hanya dalam hitungan hari. Setidaknya, sampai dengan kemarin, terdapat 13 negara yang mengonfirmasi adanya kasus tersebut.

Pemerintah Tiongkok menyampaikan korban tewas akibat virus korona di Tiongkok bertambah menjadi 56 orang dan 1.975 orang telah terinfeksi, Minggu (26/1). Presiden Xi Jinping menyebut penyebaran virus ini menjadi situasi yang sulit. Meskipun telah diketahui menyebar di beberapa negara, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan sebagai keadaan darurat global.

Pesatnya penyebaran virus ini dicoba dianalisi oleh para peneliti. Hasilnya menunjukkan, setiap orang yang terinfeksi virus korona rata-rata berpotensi menyebarkan kedua atau tiga orang lainnya yang sehat, cukup dengan kontaminasi udara. Namun, para ilmuwan juga menyebutkan penyebaran virus ini bergantung dari efektivitas langkah-langkah pengendalian.

Neil Ferguson, spesialis penyakit menular di Imperial College London, menyebutkan sebanyak 4.000 orang di Wuhan sudah terinfeksi pada 18 Januari dan rata-rata setiap kasus menginfeksi dua atau tiga lainnya. Studi kedua dari para peneliti di Lancaster University Inggris juga menghitung tingkat penularan pada 2,5 orang baru rata-rata terinfeksi oleh setiap orang yang sudah terinfeksi.

Bila epidemi ini terus berlanjut di Wuhan, diperkirakan korban akan jauh lebih besar pada 4 Februari nanti.

Kasus penyakit pneumonia Wuhan ini muncul pertama kali pada orang yang baru pulang dari toko yang menjual ikan dan berbagai hewan hidup untuk dikonsumsi. Peneliti berpikir virusnya berasal dari salah satu hewan tersebut. Namun, belum diketahui secara pasti hewan yang mana. Tokonya telah ditutup dan hewan atau produk yang dijual di sana masih disimpan untuk dicari tahu penyebabnya. Menemukan sumbernya tentu hal yang penting, sehingga penjualan hewan atau dagingnya dapat dihentikan.

Tetapi, mantan intelijen militer Israel, Dany Shoham, punya pendapat lain. Dany menyebut virus korona ini bagian dari pengembangan senjata biologi pemusnah massal Tiongkok. Laboratorium pusat penelitian senjata biologi pemusnah massal itu mengalami kebocoran.

Tiongkok sendiri selalu membantah memiliki senjata biologis ofensif itu. Pihak berwenang Tiongkok sejauh ini mengatakan bahwa asal-usul virus korona, yang telah membunuh banyak orang dan menginfeksi ratusan di pusat Provinsi Hube ini, belum diketahui asal usulnya.

Untuk mencegah masuknya virus korona ke Indonesia, Kementerian Luar Negeri telah menerbitkan travel advice bagi warga Indonesia yang berencana bepergian ke Tiongkok. Melalui travel advice ini, Kemenlu mengimbau warga negara Indonesia (WNI) yang akan berangkat ke Tiongkok untuk mengikuti perkembangan virus korona. WNI juga diminta untuk menghindari tempat dan kota asal virus tersebut serta tidak melakukan kontak fisik dengan orang-orang yang sedang dalam kondisi batuk, demam, dan sesak napas.

Travel advice umumnya dikeluarkan oleh otoritas terkait suatu negara sebagai bagian kewajiban dan tanggung jawab negara melindungi warganya. Peringatan ini biasanya dirilis untuk merespons sebuah kejadian membahayakan dalam jangka pendek di negara lain. Meski tak melarang warganya untuk mengunjungi lokasi yang terdata di travel advice, tapi mereka diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

WHO merekomendasikan masyarakat untuk tetap waspada seperti mencuci tangan secara teratur. Selain itu, saat batuk dan bersin disarankan untuk menutup mulut dan hidung, serta menghindari kontak dengan yang terinfeksi.

Baca Juga: