JAKARTA - Puasa Ramadan dapat memberi efek positif bagi penderita diabetes. Namun demikian pada saat berbuka atau sahur perlu berhati-hati demi kadar gula darah tetap terjaga sehingga tidak memperparah penyakit atau bahkan memicu komplikasi.

Salah satunnya komplikasi yang dari diabetes adalah gangguan pada retina mata atau retinopati diabetik (diabetic retinopathy). Risiko komplikasi ini jika tidak ditangani dengan baik menjadi komplikasi yang berpotensi menyebabkan kebutaan.

"Apabila tidak terdeteksi sejak dini, retinopati diabetik bisa menyebabkan perdarahan dan robekan pada retina, yang berdampak pada gangguan pandangan, seperti berbayang atau munculnya bercak hitam, hingga kebutaan," papar dokter mata di JEC Eye Hospitals and Clinics. Dr. Martin Hertanto, SpM, dalam diskusi, "Pengaruh Puasa Ramadan pada Kesehatan Mata dan Pengidap Diabetes," Selasa (27/4).

Ia menyarankan, penderita diabetes untuk tetap mampu menjaga kadar gulanya selama berpuasa. Mereka juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan retina secara berkala, minimal setahun sekali, tergantung derajat keparahan penyakit.

Mengacu pada data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), retinopati diabetik menempati lima besar penyebab gangguan penglihatan dan kebutaan yang dapat dicegah atau diobati. Organisasi memperkirakan komplikasi tersebut dialami oleh 3,9 juta orang di seluruh dunia.

Martin mengatakan retinopati diabetik adalah salah satu penyebab kebutaan terbanyak di kalangan usia produktif. Penyakit ini terjadi akibat tingginya kadar gula dalam tubuh yang tidak terkontrol secara berkepanjangan sehingga merusak pembuluh darah pada retina dan jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya.

Retinopati diabetik terbagi menjadi dua tipe yaitu nonproliferative diabetic retinopathy (NPDR) dan proliferative diabetic retinopathy (PDR). NPDR merupakan tahapan awal terjadinya sedikit kebocoran pada pembuluh darah. Sedangkan PDR tahapan lebih lanjut, mulai tumbuh pembuluh darah baru di retina (neovaskularisasi) yang mudah pecah dan mengalami pendarahan.

Internist JEC Eye Hospitals and Clinics Dr. Suharko Soebardi, SpPD - KEMD, mengatakan, JEC Eye Hospitals & Clinics menghadirkan JEC Sentra Retina sebagai pusat perawatan spesialis retina yang diklaim yang pertama di Indonesia. "JEC Sentra Retina menawarkan pelayanan yang lengkap dan menyeluruh dengan peralatan medis, bedah dan diagnostik modern," ujar dia.

Beberapa peralatan media termutakhir adalah Complete Vitreoretinal Surgical Set berikut Transconjunctival Sutureless Vitrectomy (TSV), Micro-Endoscopy, Indirect Laser, Photodynamic Therapy (PDT), Diode and Yag Laser, Argon dan beberapa jenis alat medis lain.

"Saat ini JEC melalui JEC Sentra Retina menjadi institusi kesehatan mata satu-satunya di Indonesia yang mempunyai fasilitas diagnostik dan pengobatan mutakhir, Heidelberg Retinal Tomography (HRT)," ujar dia.

Baca Juga: