SINGAPURA - Seorang pria Australia didakwa pada Sabtu (14/10) karena membuat ancaman bom yang memaksa pesawaat Scoot tujuan Perth kembali ke Singapura.

Pada 12 Oktober, polisi diberitahu sekitar pukul 16.55 tentang adanya ancaman bom di pesawat Scoot penerbangan TR16.

Selama penerbangan, pria tersebut diduga berulang kali memberi tahu awak kabin bahwa dia memiliki bom, kata polisi dalam siaran pers.

Pesawat yang telah meninggalkan Singapura tersebut harus kembali di kawal jet tempur Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF), karena ancaman tersebut.

Pesawat mendarat di Bandara Changi sekitar pukul 18.26.

Demi keselamatan penumpang dan awak, petugas Divisi Polisi Bandara dan Unit K-9 Komando Operasi Khusus dikerahkan untuk menyelidiki ancaman bom tersebut, kata polisi.

"Sebagai akibat dari langkah-langkah keamanan tambahan yang diterapkan untuk menjamin keselamatan semua orang di dalam penerbangan TR16, terjadi penundaan lebih dari lima jam sebelum sembilan awak dan 362 penumpang turun di Singapura sekitar pukul 21.19."

Penerbangan selanjutnya diberangkatkan dari Singapura ke Perth pada pukul 23.41.

Polisi menangkap tersangka, seorang pria Australia berusia 30 tahun. Ancaman bom tersebut dinyatakan palsu. Hawkins Kevin Francis didakwa pada hari Sabtu dengan tuduhan melakukan tindakan teroris dengan membuat ancaman palsu. Ia dikembalikan ke Institut Kesehatan Mental (IMH), menurut dokumen pengadilan.

Jika terbukti bersalah, ia dapat dikenakan denda hingga 500.000 dolar Singapura (364.830 dolar AS), hukuman penjara hingga 10 tahun, atau keduanya. Dia akan disidang kembali di pengadilan pada 27 Oktober.

Berdasarkan Undang-Undang Konvensi Tokyo tahun 1971, jika kejahatan terjadi di pesawat yang dikendalikan Singapura yang terbang ke luar negeri, pelaku dapat didakwa melakukan pelanggaran berdasarkan hukum Singapura.

Dalam kasus terpisah, polisi menangkap pria lain yang diduga melakukan ancaman bom di atas kapal pesiar yang berlabuh di Marina Bay Cruise Centre.

Polisi diberitahu oleh operator kapal pesiar sekitar pukul 16.03 pada tanggal 13 Oktober. Petugas polisi bekerja sama dengan Otoritas Imigrasi & Pos Pemeriksaan dan petugas keamanan dari Marina Bay Cruise Center untuk melakukan pemeriksaan keamanan ekstensif di kapal pesiar tersebut.

"Tidak ada barang mencurigakan yang ditemukan di kapal pesiar tersebut," kata pihak berwenang.

Setelah penyelidikan lanjutan, seorang pria berusia 39 tahun ditangkap. Neo Hui Ghim dari Singapura disidang di pengadilan karena menyampaikan informasi palsu tentang hal yang berbahaya pada hari Sabtu dan juga ditahan di IMH.

Berdasarkan dokumen pengadilan, Neo mengirim email ke layanan pelanggan Resort World Cruises pada 13 Oktober, yang berisi "referensi tentang keberadaan sesuatu yang mungkin menyebabkan cedera, atau kerusakan pada kapal pesiar... dan mengetahui referensinya salah".

Judul emailnya berbunyi "Bom di kapal pesiar Resorts World", sedangkan email lainnya berbunyi "tolong kembalikan uang saya, kalau tidak kapal akan meledak dan semua orang jatuh ke laut".

Jika terbukti bersalah, Neo bisa dikenakan denda maksimal 50.000 dolar Singapura, hukuman penjara hingga tujuh tahun, atau keduanya. Dia akan kembali ke pengadilan pada 27 Oktober.

Baca Juga: