Penguatan reformasi birokrasi Perpustakaan Nasional sebagai engine for development.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Abdullah Azwar Anas, mendukung penguatan reformasi birokrasi Perpustakaan Nasional sebagaiengine for development. Ia pun menyebutkan beberapa hal yang harus dikerjakan Perpusnas, yaitu perbaikan tumpang tindih kebijakan di lingkup Perpusnas.

"Kita berharap ada perbaikan tumpang tindih kebijakan, karena di setiap institusi masih ada tumpang tindih kebijakan, Bapak mestireviewtumpang tindih, tinggal Bapak detail-kan," kata Anas dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/3).

Selanjutnya, Anas juga berpesan agar dilakukan penyederhanaan proses bisnis yang panjang dan berbelit. Pemangkasan tersebut pasti berdampak pada pengurangan jumlah orang.

"Kedua bapak harus pangkas probisnya, dan pemangkasan itu pasti berdampak ke pengurangan orang," ujar dia.

Terkait digitalisasi, Mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) ini menyampaikan bahwa pengembangan indeks SPBE Perpusnas masih harus menjadi perhatian.

Menurut dia, digitalisasi harus dibarengi dengan pemangkasan proses bisnis, dan ke depan seluruh aplikasi akan diinteroperabilitaskan, dan tidak boleh satu inovasi satu aplikasi. Kemudian, dia meminta agar jajaran Perpusnas juga melakukan manajemen kinerja dan pembagian kewenangan yang detail dan jelas.

Terakhir, Menteri Anas juga berpesan agar dilakukan perampingan struktur organisasi, sistem merit, pengawasan, dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Anas pun berharap Perpusnas dapat bergabung dan berkontribusi dalam Mal Pelayanan Publik (MPP) ataupun MPP digital.

Sementara itu, Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Aminudin Aziz juga menjelaskan terkait transformasi digital layanan perpustakaan yang telah dilakukan Perpusnas. ia menyampaikan bahwa saat ini ada dua inovasi yang sedang dijalankan oleh Perpusnas, yakni Pojok Baca Digital, dan Perpustakaan di Desa (tidak fisik).

"Jadi desa itu kami akan minta untuk menyediakan seperti ruang baca, untuk anak-anak yang ada di lingkungan desa," ungkap Aminudin.

Lebih lanjut dijelaskan, program perpustakaan di desa tersebut telah bekerja sama dan mendapat dukungan dari Kementerian Desa. "Tahun ini ada 10 ribu desa, bukunya nanti akan kami kirimkan satu desa mendapat 1.000 judul buku, nah ini yang mendapat sambutan yang sangat baik supaya anak-anak kita tidak jauh ke perpustakaan," tutur dia. Ant/And

Baca Juga: