Anak-anak muda yang berpotensi menjadi guru harus dikedepankan dan mendapatkan perhatian utama dari pemerintah, bukan sebaliknya.

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi, berharap anak muda dengan potensi bagus untuk menjadi guru harus dikedepankan. Hal tersebut penting untuk membawa kemajuan bagi Indonesia.

"Anak-anak muda Indonesia yang punya potensi bagus jadi guru itu jangan ditaruh di belakang," ujar Unifah dalam acara Halal bi Halal PGRI di Jakarta, Minggu (22/5).

Dia menilai langkah tersebut harus disertakan baik dalam Peta Jalan Pendidikan maupun Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Menurutnya, hal tersebut menjadi landasan perjuangan PGRI selalu kritis dalam proses revisi RUU Sisdiknas.

Dia menambahkan, guru muda berpotensi harus diberi kesempatan menjadi guru dengan status Aparatur Sipil Negara (ASN). Dia juga meminta, peningkatan kesejahteraan guru dan kualitas Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terus dilakukan. "Kami mohon beri kesempatan anak-anak muda Indonesia yang bagus menjadi ASN guru," jelasnya.

Lebih jauh, Unifah menyebut, dari 173 ribu guru yang lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), baru 65 persen yang sudah menerima Surat Keputusan (SK). Menurutnya, hal tersebut perlu mendapat perhatian pemerintah.

Di sisi lain, ada 193 ribu guru yang lulus passing grade atau nilai ambang batas, tapi tidak mendapat formasi. Padahal, pemerintah merencanakan penerimaan guru PPPK sebanyak 1 juta orang.
"Jadi konsistensi apa yang sudah disampaikan dengan pelaksanaannya. Padahal kita juga butuh guru banyak banget. Di situ kita harus tetap perjuangkan," katanya.

Dia menyebut, baik pemerintah pusat maupun daerah saling melempar tanggung jawab terkait guru PPPK. Adapun untuk pemerintah daerah ragu mengajukan formasi karena masalah anggaran. "Jadi makanya memang kita perlu dengan cermat melihat kalau memang ada 1 juta ya katakan 1 juta. Belum lagi nanti gak boleh direkrut dari guru baru yang ASN. Kebayang nggak sih bagaimana masa depannya, gak ada kepastian uangnya," tandasnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyatakan, guru selalu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Selain menghadirkan platform yang membantu guru dalam pembelajaran, pihaknya juga memprioritaskan seleksi guru PPPK guna mengatasi tantangan kesejahteraan yang dihadapi oleh para guru honorer selama ini.

Rasa Bangga
Unifah Rosyidi mengatakan bahwa ESQ Leadership Center yang dipimpin Dr ( HC) Ary Ginanjar Agustian telah membangkitkan rasa bangga sebagai guru. "Mereka (guru) merasa terbangkitkan, tercerahkan dari situasi yang cenderung kalau kehidupan guru kan kadang redup, situasi yang sulit. Kemudian Pak Ary bangkitkan menjadi kekuatan mental yang kuat. Dan saya kira ini bisa menginspirasi dalam banyak hal," kata Unifah.

Baca Juga: