Gedung Putih meyakini Korea Utara pada Rabu (3/11) telah secara diam-diam mengirimkan peluru artileri dalam jumlah besar ke Rusia dengan dalih mengirimkannya ke negara-negara di Timur Tengah atau Afrika Utara sebagai kamuflase.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan negara yang dipimpin Kim Jong Un itu secara diam-diam menyediakan senjata untuk Rusia. Ia mengatakan pihaknya masih berupaya mengumpulkan informasi apakah kiriman amunisi itu benar-benar diterima Rusia.

Namun, Kirby menolak untuk memberikan perkiraan spesifik tentang jumlah amunisi yang dikirim ke Rusia. Ia juga mengatakan Gedung Putih tidak akan merinci moda transportasi apa yang digunakan untuk pengiriman senjata, atau apakah AS atau negara lain akan berusaha untuk melarang pengiriman ke Rusia.

Berdasarkan informasi intelijen, Gedung Putih menuturkan Kementerian Pertahanan Rusia sedang dalam proses pembelian jutaan roket dan peluru artileri dari Korea Utara dalam dua bulan terakhir. Di mana senjata-senjata itu ditujukan untuk pertempuran yang sedang berlangsung di Ukraina.

"Kami tidak percaya bahwa mereka membeli senjata dalam jumlah sedemikian rupa, sehingga mereka akan mengubah arah perang ini atau mengubah momentum baik di timur atau selatan, di mana pertempuran terberat di Ukraina sedang berlangsung," ujar Kirby seperti dikutip dari The Associated Press.

Tudingan Gedung Putih muncul setelah Rusia dilaporkan menerima ratusan drone buatan Iran untuk digunakan di medan perang di Ukraina pada Agustus lalu. Pemerintahan Joe Biden juga meyakini bahwa Iran telah mengirim personel ke Krimea yang dikuasai Rusia untuk memberikan dukungan teknis pada pengoperasian pesawat tak berawak.

Sementara itu, Para pejabat Iran telah membantah bahwa mereka telah memberikan drone atau dukungan senjata lain ke Rusia.

Mengutip AP, Korea Utara terus berupaya mempererat hubungan dengan Rusia seiring banyaknya negara-negara Barat telah menarik diri dari Rusia. Korea Utara bahkan menyalahkan AS atas krisis yang menimpa Ukraina seraya mengecam "kebijakan hegemoni" Barat sebagai pembenaran tindakan militer oleh Rusia di Ukraina untuk melindungi dirinya sendiri.

Duta Besar Korea Utara untuk Moskow telah bertemu dengan utusan dari dua wilayah separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas Ukraina dan menyatakan optimisme tentang kerja sama di bidang migrasi tenaga kerja. Korea Utara juga telah menyatakan minatnya untuk membantu membangun kembali wilayah di Rusia di timur Ukraina dengan mengirim pekerja konstruksi.

Baca Juga: