Saat kunjungannya ke Timur Tengah, Presiden AS, Joe Biden, telah meneken sebuah kesepakatan baru yaitu deklarasi bersama kemitraan strategis AS-Israel yang isinya fokus untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

YERUSALEM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dan Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, pada Kamis (14/7) telah menandatangani sebuah deklarasi strategis bersama baru di Yerusalem. Kesepakatan yang kemudian diberi nama Deklarasi Yerusalem itu isinya AS berjanji untuk menggunakan semua elemen dalam kekuatan nasionalnya untuk mencegah Iran memperoleh persenjataan nuklir.

"AS menekankan bahwa bagian integral dari janji ini adalah komitmen untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir dan AS siap untuk menggunakan semua elemen kekuatan nasionalnya untuk memastikan hasil itu," demikian bunyi deklarasi itu.

"AS lebih lanjut menegaskan komitmen untuk bekerja sama dengan mitra lain untuk menghadapi agresi Iran dan kegiatan destabilisasi, baik maju secara langsung atau melalui proksi dan organisasi teroris seperti Hizbullah, Hamas, dan Jihad Islam Palestina," imbuh deklarasi itu.

Dalam konferensi pers bersama dengan PM Lapid, Presiden Biden mengatakan bahwa AS tidak akan menunggu tanpa batas waktu bagi Iran untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Washington DC untuk menghidupkan kembali perjanjian 2015 tentang program nuklir Teheran.

"Kami tidak akan menunggu selamanya bagi jawaban dari negara republik Islam itu," kata Biden.

Mengenai konflik Israel-Palestina, kedua negara berkomitmen untuk terus membahas tantangan dan peluang dalam hubungan Israel-Palestina serta mengutuk Hamas dan serangan teroris baru-baru ini.

Terkait konflik Israel-Palestina, Presiden Biden telah menegaskan dukungannya terhadap solusi dua negara dan mendorong realisasi di mana orang Israel dan Palestina sama-sama dapat menikmati tingkat keamanan, kebebasan, dan kemakmuran yang setara.

"AS siap bekerja dengan Israel, Otoritas Palestina, dan pemangku kepentingan regional menuju tujuan itu," imbuh deklarasi tersebut.

Sebelumnya dalam pidato saat mendarat di Bandara Ben Gurion pada Rabu (13/7) pada awal perjalanan empat hari ke Israel, Tepi Barat dan Arab Saudi, Presiden Biden telah menyatakan dukungannya untuk solusi dua negara.

"Saya tahu itu tidak (akan dimungkinkan) dalam waktu dekat," ucap Biden.

Deklarasi tersebut menegaskan kembali ikatan yang tidak dapat dipatahkan antara kedua negara dan komitmen abadi AS terhadap keamanan Israel. AS juga menyatakan bahwa komitmennya kepada Israel adalah bipartisan dan sakral, menambahkan bahwa keduanya juga sangat penting bagi keamanan AS.

"AS dan Israel menegaskan bahwa di antara nilai-nilai yang dianut kedua negara sama-sama memiliki komitmen yang teguh terhadap demokrasi, supremasi hukum, dan seruanTikkun Olam' (memperbaiki dunia)," imbuh deklarasi itu.

Deklarasi tersebut juga berisi komitmen AS untuk sepenuhnya melaksanakan ketentuan nota kesepahaman bersejarah senilai 38 miliar dollar AS dan pengakuan bahwamemorandum of understandingtindak lanjut harus mencerminkan ancaman dan keadaan baru.

"Iron Beam"

AS dan Israel juga berjanji untuk bekerja sama dalam teknologi pertahanan mutakhir seperti pengembangan bagi sistem pertahanan senjata laser energi tinggi untuk mempertahankan langit Israel dan mitra keamanan AS dan Israel lainnya di masa depan.

Tak lama setelah kedatangannya di Israel, Biden mengunjungi pameran Kementerian Pertahanan tentang sistem pertahanan udara multi-tingkat Israel, termasuk sistem intersepsi laser bertenaga tinggi yang sedang dikembangkan yang dijuluki Iron Beam dan digadang-gadang oleh militer Israel bakal mampu "mengubah permainan".AFP/I-1

Baca Juga: