WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (31/7) menjatuhkan sanksi terhadap Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, sebagai bentuk eskalasi baru dalam ketegangan diplomatik antara kedua negara.

Kementerian Keuangan AS mengatakan, Menlu Javad Zarif terkena sanksi karena dianggap sebagai kepanjangan tangan Pemimpin Tertinggi Republik Islam, Ayatollah Ali Khamenei, dan Garda Pengawal Revolusi Islam Iran, yang masuk daftar organisasi teroris AS.

"AS mengirimkan pesan yang jelas kepada rezim Iran bahwa perilakunya baru-baru ini benar-benar tidak dapat diterima," kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dalam sebuah pernyataan.

Dalam penjelasannya, Kementerian Keuangan AS mengatakan Menlu Javad Zarif telah menyebarkan propaganda dan disinformasi melalui media sosial, dan kementerian yang dipimpinnya telah berkoordinasi dengan salah satu entitas negara paling jahat di Iran, yaitu pasukan elit Quds dari Garda Revolusi Islam Iran.

Dengan pemberlakuan sanksi itu, maka AS memblokir aset Javad Zarif yang ada di AS dan melarang lembaga keuangan AS melakukan bisnis dengannya. Sanksi itu juga bisa membuat institusi asing di berbagai negara segan melakukan transaksi dengan dia, karena khawatir terkena sanksi AS.

Masih belum jelas, apakah sanksi itu akan berdampak pada kehadiran Menlu Iran dalam sidang-sidang PBB di New York. Washington DC terikat oleh perjanjian internasional, meskipun bisa juga membatasi pergerakan Javad Zarif.

Merespons sanksi AS terhadapnya, Javad Zarif lewat media sosial Twitter mengatakan, kebijakan AS itu tidak berpengaruh terhadap dirinya dan keluarga, karena ia tidak memiliki properti atau kepentingan di luar Iran. "Terima kasih telah menganggap saya ancaman yang begitu besar bagi agenda Anda," cuit dia.

Tanggapan Rouhani

Sementara itu Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Kamis (1/8), bahwa keputusan AS untuk menjatuhkan sanksi pada Menlu Javad Zarif menunjukkan Washington DC takut pada diplomat senior dari Iran itu.

"Mereka takut dengan hasil wawancara-wawancara menteri luar negeri kami," kata Presiden Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi, merujuk pada pemutaran wawancara yang baru-baru ini diberikan Menlu Javad Zarif kepada sejumlah media asing di New York.

"Mereka melakukan hal-hal yang kekanak-kanakan sekarang. Mungkin tidak ada cara yang lebih baik untuk menggambarkan (sanksi) itu sebagai hal yang kekanak-kanakan," kata Rouhani.

Dalam penjelasannya di Kota Tabriz, barat laut Iran, Presiden Rouhani menegaskan bahwa sebelumnya Washington DC telah mengajukan pembicaraan tanpa syarat dengan Teheran. "Mereka (AS) bersikap seperti anak-anak. Mereka setiap hari mengatakan 'Kami ingin menggelar pembicaraan tanpa syarat' dan kemudian mereka menjatuhkan sanksi kepada menteri luar negeri. Ini artinya mereka kehilangan kekuatan berpikir rasional," pungkas dia. AFP/DW/Ant/I-1

Baca Juga: