Chelsea tampil dominan saat mendepak Real Madrid untuk menciptakan All English Finals ketiga kalinya. Di final Chelsea akan menantang Manchester City. Chelsea berambisi mengulang sukses di 2012.
LONDON - Chelsea akan bertemu sesama klub Liga Inggris Manchester City di final Liga Champions musim ini. Gol-gol dari Timo Werner dan Mason Mount memastikan Chelsea mengalahkan Real Madrid 2-0 dalam penampilan dominan di Stamford Bridge, London, Kamis (6/5) dini hari WIB. "The Blues" melaju ke final dengan kemenangan agregat 3-1.
Pada laga leg kedua, Madrid yang telah 13 kali merebut juara di kompetisi tertinggi antar klub Eropa itu tak beradaya menghadapi kekuatan dan kecepatan Chelsea. "The Blues" seharusnya mendapatkan kemenangan yang jauh lebih meyakinkan karena mereka bermain menghadapi tim tamu yang kelelahan di babak kedua.
Sundulan Werner ke gawang kosong pada menit ke-28 setelah upaya awal Kai Havertz membentur mistar gawang dan tembakan Mount lima menit jelang laga usai cukup untuk memastikan tempat bagi Chelsea di Istanbul pada 29 Mei.
Pertemuan Chelsea dengan City di final Liga Champions menjadi kali ketiga terjadi All-English Final. Sebelumnya Manchester United berhadapan dengan Chelsea pada 2008 dan Liverpool melawan Tottenham Hotspur dua tahun yang lalu.
"Untuk tidak pernah kehilangan konsentrasi, fokus, dan energi positif di lapangan, itu adalah penampilan yang luar biasa dan memang pantas didapatkan," ujar pelatih Chelsea Thomas Tuchel, yang telah mendalangi perubahan besar Chelsea musim ini sejak menggantikan Frank Lampard yang dipecat pada Januari.
Didukung oleh pemilik miliarder Rusia Roman Abramovich, pengeluaran Chelsea sebesar 220 juta pound (4,4 triliun rupiah) pada bursa transfer musim panas lalu telah berbuah Liga Champions. Ini adalah kalipertama Chelsea melaju ke final sejak mengangkat trofi satu-satunya pada tahun 2012.
"Kami tidak pernah kehilangan rasa lapar dan keinginan untuk bertahan. Di babak kedua kami memiliki struktur permainan yang lebih baik untuk dipertahankan dan itu adalah kinerja yang fantastis," sambungnya.
"Kami seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol lebih awal dan lebih banyak untuk aman, tetapi sekarang bukan waktunya untuk kritik. Ini pencapaian yang fantastis dan selamat untuk tim," tandasnya.
Pelatih Madrid Zinedine Zidane memainkan kembali kapten Sergio Ramos untuk pertama kalinya dalam enam pekan terakhir.
Sementara Eden Hazard mendapat kesempatan bermain yang langka di musim yang dilanda cedera saat dia kembali ke Stamford Bridge.
Namun, pemain asal Belgia itu kembali menjadi sosok yang tak terlihat. Ketergantungan Madrid yang berlebihan pada Karim Benzema untuk memberikan ancaman gol, kembali terungkap. "Kami harus lebih baik ke depan," ujar Zidane. "Kami tidak memiliki peluang yang jelas. Mereka membuat sejumlah peluang dan itulah sepak bola. Kami berjuang dan mencoba, tetapi mereka pantas untuk menang dan lolos," sambungnya.
Satu-satunya ancaman serius Madridadalah tembakan dari tepi kotak penalti dari Benzema yang dapat digagalkan dengan brilian oleh Edouard Mendy di pertengahan babak pertama. Beberapa saat kemudian mereka tertinggal saat Werner mencetak gol keempatnya dalam 39 pertandingan terakhirnya.
Kurang Tajam
Chelsea kini telah mencatatkan 18 clean sheet dalam 24 pertandingan sejak penunjukan Tuchel mengubah mereka musim ini. Namun di sisi lain, kegagalan memanfaatkan peluang membuat Chelsea masih jauh dari jaminan tempat di Liga Champions musim depan.
Kurangnya sentuhan mematikan itu terlihat setelah turun minum saat sundulan Havertz membentur mistar. Tuchel semakin frustrasi dengan ketidakmampuan tim asuhannya menambah gol, tapi akhirnya bisa bersantai lima menit jelang laga usai. Pemain pengganti Christian Pulisic memperdaya Courtois, Mount meluncur untuk mencetak gol dari jarak dekat.
Dipecat oleh Paris Saint-Germain pada Malam Natal setelah memimpin juara liga Prancis itu ke final pertama mereka di kompetisi ini musim lalu, Tuchel kembali ke laga final Liga Champions untuk musim kedua berturut-turut. ben/AFP/S-2