SINGAPURA - Menteri Pertahanan (Menhan) Tiongkok, Li Shangfu, memperingatkan agar negara-negara tidak membentuk aliansi militer seperti Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) di Asia-Pasifik karena akan menjerumuskan kawasan itu ke dalam "pusaran air" konflik.

France 24 pada Minggu (4/6), melaporkan, komentar Li Shangfu muncul sehari setelah kapal Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok hampir terlibat insiden yang memicu kemarahan dari kedua belah pihak saat berlayar berdekatan di Selat Taiwan.

"Upaya untuk mendorong (aliansi) seperti NATO di Asia-Pasifik adalah cara untuk menculik negara-negara kawasan dan membesar-besarkan konflik dan konfrontasi," kata Li dalam konferensi keamanan di Singapura, Dialog Shangri-La, yang juga dihadiri Menhan AS, Lloyd Austin.

Li memperingatkan aliansi ini akan "menjerumuskan Asia-Pasifik ke dalam pusaran perselisihan dan konflik". Komentar Li menggemakan kritik lama Tiongkok terhadap upaya AS untuk menopang aliansi di kawasan itu dan melawan kebangkitan Tiongkok.

AS adalah anggota AUKUS, aliansi tiga negara dengan Australia dan Inggris. Washington juga merupakan anggota grup QUAD, yang meliputi Australia, India, dan Jepang. "Asia- Pasifik saat ini membutuhkan kerja sama yang terbuka dan inklusif, bukan menjadi kelompok kecil," kata Li.

Meredakan Ketegangan

Li berusaha menggambarkan AS sebagai pemicu ketidakstabilan regional, dan Tiongkok sebagai upaya meredakan ketegangan.

"Tidak dapat disangkal jika terjadi konflik atau konfrontasi yang sengit antara Tiongkok dan Amerika Serikat, itu akan membawa rasa sakit yang tak tertahankan bagi dunia," katanya.

Pada Sabtu, Menhan AS, Lloyd Austin, menyerukan pembicaraan pertahanan tingkat atas dengan Beijing untuk mencegah salah perhitungan.

"Semakin banyak kita berbicara, semakin kita dapat menghindari kesalahpahaman dan salah perhitungan yang dapat menyebabkan krisis atau konflik," kata Austin.

Pada Sabtu, AS mengerahkan kapal perusak dari Armada ke-7, USS Chung-Hoon, bersama dengan kapal angkatan laut Kanada melalui Selat Taiwan. Tiongkok, menurut Pentagon, menanggapi tindakan itu dengan mengirim salah satu kapal angkatan lautnya ke dekat kapal perusak AS.

Selat itu adalah salah satu potensi titik api militer paling tegang di dunia. Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, bersumpah suatu hari untuk mengambilnya, dengan kekerasan jika perlu, dan dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan tekanan militer dan politik di pulau itu.

Austin pada Minggu menggambarkan insiden kedua kapal sebagai "sangat berbahaya", dengan mengatakan kapal Tiongkok melintas "mungkin 150 kaki (46 meter)" di depan Chung-Hoon.

"Saya meminta kepemimpinan (Tiongkok) untuk benar-benar melakukan hal yang benar untuk mengendalikan perilaku semacam itu, karena menurut saya kecelakaan dapat terjadi yang dapat menyebabkan hal-hal di luar kendali," kata Austin kepada wartawan di Singapura.

Insiden Selat Taiwan pada Sabtu mengikuti apa yang dikatakan militer AS sebagai "manuver agresif yang tidak perlu" oleh salah satu pesawat tempur Beijing di dekat pesawat pengintai AS di Laut Tiongkok Selatan minggu lalu.

Li mengatakan tanggung jawab ada pada AS untuk menarik kehadiran militernya dari daerah dekat Tiongkok. "Pesawat militer dan kapal perang Tiongkok kami tidak akan pernah mendekati wilayah udara dan perairan teritorial negara lain untuk terlibat dalam apa yang disebut hegemoni navigasi," kata Li.

Baca Juga: