MOSKOW - Kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan), baru-baru ini dilaporkan tengah mempersiapkan pembentukan mata uang mereka sendiri. Langkah itu dilakukan pasca Rusia kewalahan di bawah gempuran sanksi Barat atas perang di Ukraina.

Dikutip dari Mint, anggota parlemen Rusia, Alexander Babakov, mengatakan, negara-negara BRICS sedang dalam proses membentuk media baru untuk pembayaran dengan tujuan menyingkirkan dominasi dolar atau euro. Babakov, yang merupakan wakil Ketua Duma Negara Rusia, mengindikasikan bahwa mata uang baru tersebut akan diamankan dengan emas dan komoditas lain seperti elemen tanah jarang.

"Negara-negara BRICS akan mempresentasikan perkembangan persiapan mata uang baru pada pertemuan puncak para pemimpin BRICS tahun ini," katanya di sela-sela Forum Bisnis India-Rusia di New Delhi, minggu lalu.

Sementara klaim tersebut belum diverifikasi oleh pejabat lain dari negara-negara anggota, itu terjadi hanya beberapa hari sebelum Afrika Selatan mengirim pejabat senior ke Rusia untuk membahas "kalibrasi ulang tatanan global" dengan Presiden Vladimir Putin. Negara ini juga dijadwalkan menjadi tuan rumah KTT BRICS pada Agustus tahun ini.

"Mata uang baru ini dapat mengurangi ketergantungan dunia pada dolar AS dan Euro," bunyi laporan kantor berita negara Rusia, Sputnik.

Sebelumnya pada Jumat (31/3), Putin mengadopsi kebijakan luar negeri baru yang menempatkan India dan Tiongkok sebagai sekutu utamanya di panggung dunia. Pengumuman itu juga datang hanya beberapa hari setelah perdana menteri Tiongkok mengunjungi Moskow untuk memperkuat kemitraan "tanpa batas" yang diumumkan tahun lalu.

"Rusia akan terus membangun kemitraan strategis istimewa dengan Republik India dengan maksud untuk meningkatkan dan memperluas kerja sama di semua bidang atas dasar saling menguntungkan dan memberikan penekanan khusus pada peningkatan volume perdagangan bilateral, penguatan investasi dan ikatan teknologi, dan memastikan perlawanan mereka terhadap tindakan destruktif negara-negara yang tidak bersahabat dan aliansi mereka," kata pernyataan Rusia.

Moskow juga mengumumkan niat untuk memprioritaskan dan meningkatkan kapasitas dan peran internasionalnya dalam kelompok seperti BRICS "untuk membantu menyesuaikan tatanan dunia dengan realitas dunia multipolar".

Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg berdasarkan laporan transaksi harian dari Moscow Exchange pada Selasa, yuan Tiongkok telah menggantikan dolar AS sebagai mata uang yang paling banyak diperdagangkan di Rusia. Yuan untuk pertama kali melampaui dolar dalam volume perdagangan bulanan pada Februari dan perbedaannya menjadi lebih jelas pada Maret. Sebelum invasi, volume perdagangan yuan di pasar Rusia dapat diabaikan.

Baca Juga: