Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi dua spesies alga yang paling banyak tersedia secara komersial serta kaya akan protein ternyata bisa mendu­kung remodeling otot pada orang dewasa muda yang sehat. Temuan ini menunjukkan bahwa alga mungkin merupakan alternatif yang menarik dan berkelanjutan dibandingkan protein hewani.

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi dua spesies alga yang paling banyak tersedia secara komersial serta kaya akan protein ternyata bisa mendukungremodelingotot pada orang dewasa muda yang sehat. Temuan ini menunjukkan bahwa alga mungkin merupakan alternatif yang menarik dan berkelanjutan dibandingkan protein hewani.

Dengan semakin banyaknya orang yang mencari alternatif selain mengkonsumsi hewani, penelitian baru menemukan sumber protein yang mengejutkan dan ramah lingkungan yakni alga.

Penelitian di Universitas Exeter yang telah diterbitkan dalamThe Journal of Nutritiondan yang merupakan penelitian pertama kalinya menunjukkan bahwa konsumsi dua spesies alga (ganggang) yang paling banyak tersedia secara komersial kaya akan protein ternyata bisa mendukung pembentukan kembali (remodeling) otot pada orang dewasa muda yang sehat.

Temuan ini menunjukkan bahwa alga mungkin merupakan alternatif yang menarik dan berkelanjutan dibandingkan protein hewani dalam hal mempertahankan dan membangun otot.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa alga dapat menjadi bagian dari masa depan pangan yang aman dan berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya orang yang mencoba mengurangi konsumsi daging karena alasan etika dan lingkungan, maka terdapat peningkatan minat terhadap makanan berprotein yang tidak berasal dari hewan dan diproduksi secara berkelanjutan," kata peneliti Ino Van Der Heijden dari Universitas Exeter.

"Kami percaya bahwa penting dan perlu untuk mulai mencari alternatif ini dan kami telah mengidentifikasi alga sebagai sumber protein baru yang menjanjikan," imbuh dia seperti dikutip dari lamansciencedailyedisi 18 Desember lalu.

Studi Perbandingan

Makanan kaya protein dan asam amino esensial memiliki kapasitas untuk merangsang sintesis protein otot, yang dapat diukur di laboratorium dengan menentukan penggabungan asam amino berlabel ke dalam protein jaringan otot dan diterjemahkan ke dalam laju seiring waktu. Sementara sumber protein yang berasal dari hewan dengan kuat merangsang sintesis protein otot saat istirahat dan pascalatihan.

Namun, karena produksi protein hewani dikaitkan dengan meningkatnya masalah etika dan lingkungan, kini ditemukan bahwa alternatif ramah lingkungan yang menarik dibandingkan protein hewani adalah alga.

Dibudidayakan dalam kondisi terkendali,spirulinadanchlorellaadalah dua alga yang paling banyak tersedia secara komersial yang mengandung mikronutrien dosis tinggi dan kaya akan protein. Namun, kapasitasspirulinadanchlorellauntuk merangsang sintesis protein myofibrillar pada manusia sejauh ini masih belum diketahui.

Untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan, para peneliti Universitas Exeter menilai dampak konsumsispirulinadanchlorella, dibandingkan dengan sumber protein makanan berkualitas tinggi yang tidak berasal dari hewan (mikoprotein yang berasal dari jamur) terhadap konsentrasi asam amino darah, serta tingkat sintesis protein myofibrillar saat istirahat dan pascalatihan.

Tiga puluh enam orang dewasa muda yang sehat berpartisipasi dalam uji coba secara acak di mana baik partisipan maupun peneliti tidak mengetahui siapa yang menerima perlakuan tertentu (double-blind).

Setelah melakukan latihan ketahanan satu kaki, peserta meminum minuman yang mengandung 25 gram protein dari mikoprotein yang berasal dari jamur,spirulina, atauchlorella.

Sampel darah dan otot rangka dikumpulkan pada awal dan selama empat jam pascamakan dan pascalatihan. Konsentrasi asam amino darah dan laju sintesis protein myofibrillar pada jaringan istirahat dan olahraga pun dinilai.

Konsumsi protein meningkatkan konsentrasi asam amino darah, namun yang paling cepat dan dengan respons puncak yang lebih tinggi setelah konsumsispirulinadibandingkan dengan mikoprotein danchlorella.

Konsumsi protein meningkatkan laju sintesis protein myofibrillar pada jaringan yang beristirahat dan berolahraga, tanpa perbedaan antar kelompok, namun dengan tingkat yang lebih tinggi pada saat berolahraga dibandingkan dengan otot yang diistirahatkan.

Penelitian ini adalah yang pertama yang menunjukkan bahwa konsumsispirulinaatauchlorellasecara kuat menstimulasi sintesis protein myofibrillar dalam jaringan otot yang beristirahat dan berolahraga, dan pada tingkat yang setara dengan bahan turunan non-hewani (mikoprotein) yang berkualitas tinggi. I-1

Baca Juga: