PARIS - Novak Djokovic dan Carlos Alcaraz akan berebut tiket final Prancis Terbuka. Di bagian putri , petenis Belarusia, Aryna Sabalenka, juga lolos ke babak empat besar usai mengalahkan pemain Ukraina di Roland Garros, Rabu (7/6) dini hari WIB.

Djokovic yang mengejar mahkota French Open ketiga dan rekor gelar tunggal putra Grand Slam ke-23, bangkit dari ketinggalan di set pertama. Akhirnya, dia mengalahkan unggulan ke-11 Karen Khachanov 4-6, 7-6 (7/0), 6-2, 6 -4.

Petenis Serbia berusia 36 tahun itu berada di semifinal Roland Garros ke-12 dan ke-45 Grand Slam. Dia menghadapi Alcaraz untuk memperebutkan satu tempat final. Petenis nomor satu dunia itu lolos ke babak semifinal dengan mengalahkan runner-up 2021 Stefanos Tsitsipas.

"Itu pertandingan yang ingin disaksikan banyak orang. Ini akan menjadi tantangan terbesar saya," ujar Djokovic. Dia kalah dalam satu-satunya pertemuannya dengan Alcaraz di Madrid tahun lalu.

"Jika ingin menjadi terbaik, saya harus mengalahkan yang terbaik. Dia pasti petenis pria yang harus dikalahkan di sini. Saya menantikannya," sambungnya. Alcaraz sekali lagi menunjukkan alasan menjadi favorit merebut gelar dengan kemenangan meyakinkan 6-2, 6-1, 7-6 (7/5) atas unggulan kelima asal Yunani Tsitsipas. Dia dengan mudah mengatasi tantangan terberatnya sejauh ini.

Petenis Spanyol berusia 20 tahun itu memenangkan lima pertemuan dengan Tsitsipas dan menjadi semifinalis Roland Garros termuda sejak Djokovic tahun 2007.

Tsitsipas memulai laga dengan percaya diri, tetapi Alcaraz segera mengambil kendali dengan dua break untuk mengamankan set pembuka. Alcaraz kemudian terlalu kuat untuk Tsitsipas yang dengan mudah menyerah di set kedua.

Unggulan teratas itu sedikit kesulitan di set ketiga saat Tsitsipas memberikan perlawanan yang terlambat. "Saya sedikit kehilangan fokus di akhir set ketiga," ujar Alcaraz. "Dia mulai bermain lebih baik dan saya dalam masalah. Saya senang pulih dari masalah itu dan tetap fokus dan bermain di level yang hebat," sambungnya.

Sabalenka Menang

Sementara itu, perang Ukraina menjadi sorotan tajam lagi saat Sabalenka mengakhiri laju Elina Svitolina dalam pertandingan antara dua pemain yang negaranya terlibat konflik.

Sabalenka memenangkan pertandingan bermuatan politik itu 6-4, 6-4 untuk memperpanjang catatan kemenangannya di Grand Slam menjadi 12 pertandingan, menyusul gelar di Australia Open Januari lalu.

Setelah memboikot dua konferensi pers terakhirnya, Sabalenka menegaskan bukan pendukung Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu militer utama Moskwa."Saya tidak mendukung perang. Artinya saya tidak mendukung Lukashenko," ujar petenis nomor dua dunia itu.

Dia tidak ingin negaranya terlibat konflik apa pun. Sabalenka sudah mengatakannya berkali-kali. Dia tidak ingin olahraga terlibat dalam politik. Dia hanya pemain tenis berusia 25 tahun. ben/AFP/G-1

Baca Juga: