Kehidupan seorang ahli kimia muda Albert Antoine berubah usai ia mengunjungi Cleveland, Ohio, Amerika Serikat (AS) pada musim panas 1954. Antoine yang datang ke Cleveland untuk wawancara pekerjaan dengan produsen rayon, kala itu justru menerima rekomendasi seorang mantan teman sekelasnya di universitas untuk melamar di NACA Lewis Flight Propulsion Laboratory atau yang sekarang dikenal dengan NASA Glenn Research Center. Siapa sangka, saran tersebut justru membuka jalan bagi Antoine untuk bisa berkontribusi selama lebih dari empat dekade dalam berbagai bidang penelitian di NASA.

Sebelum bergabung dengan NACA, Antoine pernah direkrut sebagai militer saat menghadiri City College di New York City selama Perang Dunia II. Dia kemudian memenuhi syarat untuk Program Pelatihan Khusus Angkatan Darat dan dikirim ke Ohio State University untuk belajar teknik sipil. Setelah perang, ketertarikannya pada kimia membawa Antoine menyelesaikan gelar Bachelor of Science dan melanjutkan untuk mendapatkan gelar doktor di bidang kimia di Ohio State pada tahun 1953.

Ketika Antoine bergabung dengan NACA pada Agustus 1954, laboratorium Lewis sedang memeriksa kombinasi propelan berenergi tinggi baru yang secara dramatis dapat meningkatkan kinerja pesawat militer dan misil. Dia ditugaskan ke kelompok kecil yang menganalisis senyawa berbasis boron dan hidrazin. Meskipun bahan kimia ini memang meningkatkan tingkat energi, toksisitas dan produk sampingan pembakaran pada akhirnya membuat penggunaannya tidak praktis.

Terlebih, karena kombinasi hidrogen-oksigen dengan pembakaran bersih dipilih untuk roket tingkat atas NASA yang baru, laboratorium Lewis kemudian mulai menghentikan pekerjaan propelan eksotisnya secara bertahap pada awal 1960-an.

Antoine menerapkan keahliannya untuk mempelajari sistem tenaga listrik untuk pesawat ruang angkasa. Pada saat itu, sedikit yang diketahui tentang sifat logam cair yang dianggap sebagai fluida kerja untuk beberapa sistem efisiensi tinggi yang diusulkan. Antoine memberikan data termodinamika dasar untuk merkuri yang dipasangkan dengan cesium atau natrium. Selama periode ini, Antoine bergabung dengan lima rekan kulit hitam untuk mendorong siswa yang kurang terwakili dan minoritas untuk mengejar karir pada bidang luar angkasa.

Melansir laman resmi NASA, pertemuan klub sains mingguan kelompok itu menghasilkan acara yang disponsori NASA di sekolah menengah setempat. Selain itu, kunjungan Antoine ke universitas-universitas kulit hitam bersejarah di Ohio barat daya menyebabkan pusat tersebut tetap berafiliasi dengan institusi tersebut. Kegiatan pendampingan Antoine berlanjut dalam berbagai bentuk sepanjang kariernya.

Pada 1970-an, laboratorium Lewis mulai menerapkan keahlian teknisnya pada masalah di Bumi. Sebagai anggota cabang Riset Pembakaran dan Polusi yang baru, Antoine membantu mengembangkan instrumen baru untuk mengukur partikel di udara secara akurat. Alat ini digunakan untuk mempelajari polusi di wilayah Cleveland dan jalur udara di seluruh negeri.

Ketika kantor pusat tengah mempelajari sumber energi terbarukan dan sumber bahan bakar fosil alternatif seperti batu bara dan serpih minyak, Antoine dan rekan-rekannya bertugas menganalisis komposisi bahan bakar non-minyak ini dan menilai karakteristik penyimpanan, stabilitas, dan emisinya. Antoine menulis laporan ringkasan pada tahun 1982, tepat sebelum stabilisasi sumber daya energi global menyebabkan pembatalan program tersebut.

Setelah sempat pensiun dari dinas pemerintah pada tahun 1983, Antoine memutuskan segera kembali ke pekerjaannya di laboratorium Lewis sebagai rekan penelitian melalui perjanjian kerja sama dengan Cleveland State University (CSU). Selama 13 tahun berikutnya dia mengelola penelitian yang disponsori NASA dalam baterai dan sel bahan bakar. Antoine dan rekan CSU-nya merupakan bagian integral dari tim NASA yang memajukan teknologi sel bahan bakar asam fosfat ke titik komersialisasi.

Antoine akhirnya memilih pensiun untuk selamanya pada tahun 1996 setelah 42 tahun bekerja di NASA. Dia meninggal pada tahun 2017 pada usia 92 tahun.

Baca Juga: