JAKARTA - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Andin Hadiyanto menyampaikan akumulasi dana abadi di bidang pendidikan mencapai 154,1 triliun rupiah dari 2010 hingga 31 Mei 2024.

"Ini terdiri dari dana abadi pendidikan 126,1 triliun rupiah, dana abadi penelitian 12,99 triliun rupiah, dan dana abadi perguruan tinggi 10 triliun rupiah, dan dana abadi kebudayaan 5 triliun rupiah," kata Andin dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (11/6).

Andin menambahkan, akumulasi asset under management (AUM) hingga 31 Mei 2024 tercatat sebesar 158,33 triliun rupiah. Sementara surplus yang menjadi re-investasi hingga periode yang sama sebesar 4,2 triliun rupiah atau 2,67 persen dari total AUM.

Total AUM tersebut diinvestasikan ke beberapa instrumen antara lain deposito dengan porsi 31,94 persen atau sebesar 50,57 triliun rupiah, obligasi negara dengan porsi 62,96 persen atau sebesar 99,68 triliun rupiah, serta obligasi korporasi dengan porsi 1,72 persen atau sebesar 2,72 triliun rupiah.

Andin mengatakan dana yang ditempatkan di instrumen obligasi korporasi mayoritas merupakan entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Pupuk Indonesia, PT Angkasa Pura II, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), PT PLN (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), dan seterusnya.

"Untuk yang deposito, ini ada 21 bank mitra yang sehat dan dia harus ada surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Cara penempatan depositonya kita lakukan dengan lelang, mungkin sebulan bisa dua atau tiga kali. Sifatnya jangka pendek karena kebutuhan LPDP bulanannya cukup tinggi sehingga kita perlu yang sifatnya jangka pendek," kata Andin.

Baca Juga: