JAKARTA - Louis Gossett Jr., aktor kulit hitam pertama yang memenangkan Academy Award sebagai aktor pendukung terbaik, meninggal dunia pada usia 87 tahun. Keluarga mengkonfirmasi berita kematiannya pada Jumat (29/3).

Perannya dalam film berkisar dari seorang budak di mini-seri TV "Roots" hingga seorang sersan yang sungguh-sungguh dalam "An Officer and a Gentlemen". Sedangkan dalam film "Sadat", ia berperan sebagai pemimpin Mesir yang berdamai dengan Israel.

Gossett, yang juga seorang produser, sutradara, aktivis social, dan pendiri Eracism Foundation untuk memerangi rasisme, meninggal dunia di pusat rehabilitasi di Santa Monica, California, Washington Post melaporkan.

"Dengan penyesalan yang mendalam kami mengkonfirmasi ayah tercinta kami meninggal dunia pagi ini. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang atas belasungkawa mereka saat ini. Harap hormati privasi keluarga selama masa sulit ini," kata keluarga Gossett dalam pernyataan singkatnya.

Aktor jangkung dan mengesankan ini membuat sejarah pada tahun 1983 ketika ia menjadi orang kulit hitam kedua, setelah aktor Sidney Poitier 19 tahun sebelumnya, yang memenangkan Oscar. Gossett membawa pulang penghargaan sebagai aktor pendukung terbaik sebagai Sersan Emil Foley dalam drama romantis "An Officer and a Gentleman."

'Lebih dari segalanya, ini adalah penegasan besar atas posisi saya sebagai aktor kulit hitam,' kata Gossett tentang penghargaan tersebut dalam memoarnya, 'An Actor and a Gentleman.'

Dalam buku tahun 2010 itu, Gossett menulis secara terus terang tentang rasisme yang dia temui di awal Hollywood, termasuk diborgol ke pohon setelah dia dihentikan saat berjalan-jalan di Beverly Hills pada malam hari.

Dia juga menceritakan kesulitan yang dihadapi dalam mendapatkan pekerjaan, upah yang tidak setara, serta kepahitan dan kebencian yang menyebabkan perjuangan melawan narkoba dan alkohol yang akhirnya dia menangkan.

Karier Gossett yang panjang dan cemerlang dimulai pada tahun 1950-an di teater dan mencakup televisi serta film. Dia dinominasikan untuk delapan Emmy dan menang pada tahun 1977 dalam produksi TV inovatif "Roots", yang menggambarkan kebrutalan perbudakan.

"Saya tahu ini adalah sebuah sejarah bagi para aktor Afrika-Amerika - bahwa pada akhirnya di jam tayang utama TV, kisah kami akan diceritakan. Kami tidak berpikir ada orang yang akan menontonnya," kata Gossett dalam sebuah wawancara dengan AARP pada 2013.

Namun puluhan juta orang melakukannya. Berdasarkan novel Alex Haley "Roots: The Saga of an American Family", seri delapan bagian ini sukses besar. Acara ini memenangkan sembilan penghargaan Emmy dan memiliki rating lebih tinggi dibandingkan program hiburan sebelumnya dalam sejarah, menurut Museum of Broadcast Communications.

Baca Juga: