SEOUL - Aktivis Korea Selatan mengatakan pada Kamis (6/6) telah mengirim 10 balon berisi selebaran anti-Kim Jong Un dan musik K-pop ke Korea Utara, sebagai tanggapan atas ratusan balon yang mengangkut sampah dari Pyongyang.

Korea Selatan mengatakan serangan balon baru-baru ini - yang membawa kantong sampah seperti puntung rokok dan sampah plastik - merupakan pembalasan atas surat yang dikirim oleh para aktivis sebelumnya.

Pyongyang membatalkan kampanyenya pada hari Minggu, namun mereka memperingatkan kampanye tersebut akan dimulai kembali jika lebih banyak balon datang ke utara.

Propaganda saling balas di masa lalu mempunyai konsekuensi nyata terhadap hubungan antar-Korea.

Korea Selatan menyebut provokasi terbaru dari negara tetangganya yang mempunyai senjata nuklir itu "tidak masuk akal" dan "kelas rendah" namun, tidak seperti serentetan peluncuran rudal balistik Korea Utara, kampanye sampah tersebut tidak melanggar sanksi PBB.

Park Sang-hak, seorang pembelot yang melarikan diri dari Korea Selatan pada 2000, mengatakan pada Kamis, kelompoknya, Fighters For Free North Korea meluncurkan 10 balon ke utara membawa 200.000 selebaran dan 5.000 USB flash drive yang berisi musik pop Korea dan acara TV, dan ribuan uang kertas satu dollar AS.

Sebuah foto yang dirilis kelompok tersebut menunjukkan seorang aktivis memegang poster besar dengan foto Kim Jong Un dan saudara perempuannya serta juru bicara rezim Kim Yo Jong.

"Musuh rakyat, Kim Jong Jun mengirimkan kotoran dan sampah kepada rakyat Korea Selatan, tapi kami para pembelot mengirimkan kebenaran dan cinta kepada sesama warga Korea Utara!" kata poster itu.

Gambar lain menunjukkan Park dan rekan-rekannya memegang balon membawa paket di malam hari.

"Kim Jong Un telah melakukan penghinaan dan penghinaan terburuk terhadap 50 juta rakyat kita," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, mengacu pada balon sampah dan mereka bersumpah untuk terus mengirimkan selebaran sampai Kim meminta maaf.

Kelompok aktivis yang sama mengirimkan balon yang membawa sekitar 2.000 USB drive yang berisi lagu-lagu penyanyi Korea Selatan Lim Young-woong, serta K-pop dan K-drama lainnya, ke Korea Utara pada tanggal 10 Mei, kata mereka awal pekan ini.

Korea Utara sangat sensitif terhadap akses masyarakatnya terhadap budaya populer Korea Selatan yang berkembang pesat.

Kim Yo Jong pekan lalu mengejek Korea Selatan karena mengeluhkan balon-balon yang mereka buat. Ia mengatakan warga Korea Utara hanya menggunakan kebebasan berekspresi mereka - dan memperingatkan bahwa mereka akan membalas secara proporsional jika lebih banyak balon muncul.

Parlemen Korea Selatan pada tahun 2020 mengesahkan undang-undang yang melarang pengiriman selebaran anti-Kim melintasi perbatasan ketika presiden saat itu, Moon Jae-in, berupaya menjalin hubungan dengan Korea Utara.

Namun Mahkamah Konstitusi membatalkan undang-undang tersebut tahun lalu, menyebutnya sebagai pembatasan yang tidak semestinya terhadap kebebasan berpendapat, dan sekarang tidak ada dasar hukum bagi pemerintah untuk memblokir balon-balon tersebut, kata pengacara Yoo Jung-hoon kepada AFP.

"Meskipun mungkin ada kritik politik bahwa tindakan seperti itu tidak membawa perbaikan pada kehidupan warga Korea Utara, tidak ada dasar hukum bagi pihak berwenang untuk memaksa kelompok masyarakat untuk berhenti," katanya.

Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah perang mereka pada tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai dan Korea Utara telah lama mengecam pembelot sebagai "sampah manusia".

Baca Juga: