JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, tengah pekan ini. Pelemahan dipengaruhi berlanjutnya aksi jual aset berisiko alias risk off.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi melihat sentimen risk off masih beelanjut seiring spekulasi pasar terhadap kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed mempertahankan suku bunga acuan. Selain itu, spekulasi soal pelemahan ekonomi Tiongkok ditengarahi turut mendukung risk off.
Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (31/7), bergerak fluktuatif dan ditutup melemah di kisaran 16.290-16.350 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Selasa (30/7) sore, ditutup melemah 19 poin atau 0,12 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.300 rupiah per dollar AS. Pelemahan terjadi menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS, terutama terkait arah kebijakan suku bunga acuan.
"Kinerja mata uang rupiah melemah. Hal ini diakibatkan oleh kondisi dimana saat ini para pelaku pasar menanti keputusan Bank Sentral AS yang akan diumumkan dini hari nanti," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva, di Jakarta.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada minggu ini di kisaran 5,25 persen sampai dengan 5,50 persen, namun ekspektasi pasar tetap tertuju pada kemungkinan pemotongan sebesar seperempat poin pada pertemuan berikutnya di bulan September.