Para nelayan Korsel menggelar aksi demo di seluruh negeri pada Rabu (23/8). Mereka menyerukan protes dan meminta untuk segera membatalkan keputusan pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima ke laut

SEOUL - Para nelayan Korea Selatan (Korsel) yang mata pencahariannya terancam akibat dampak dari pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima ke laut, menggelar aksi demo pada Rabu (23/8), sehari sebelum pembuangan dilakukan.

Di seluruh negeri, terjadi aksi demonstrasi yang menyerukan protes dan meminta untuk segera membatalkan keputusan pembuangan tersebut.

Di sebuah desa nelayan di Yeosu, Provinsi Jeolla Selatan, sejumlah ikan yang seharusnya di bawa ke pasar untuk dijual, masih berada di tempat penampungan ikan. Seorang nelayan menginformasikan bahwa truk pengangkut ikan yang biasanya datang 20 kali dalam sehari, kini hanya datang satu hingga dua kali saja ke tempat penampungan ikan.

Hal itu disebabkan karena turunnya permintaan pesanan ikan, akibat kabar tentang jadwal pembuangan air limbah dari PLTN Fukushima.

Menghadapi situasi yang belum pernah dialami sebelumnya, berbagai gerakan yang mengecam keputusan pembuangan air limbah tersebut berlangsung di seluruh wilayah Korsel.

Seorang Kepala Asosiasi Gerakan Lingkungan, Kim Chun-i menyuarakan bahwa bahan nuklir sendiri merupakan bahan yang paling berbahaya bagi manusia, sehingga pembuangan air limbah nuklir tidak sepenuhnya dikatakan aman.

Secara khusus, mereka mengkritik sikap pemerintah Korsel yang tampaknya menyetujui keputusan Jepang. Mereka mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan seperti penolakan terhadap keputusan Jepang, hingga pengajuan gugatan terhadap pemerintah Jepang ke Mahkamah Internasional untuk Hukum Laut.

Pada Sabtu (26/8) mendatang, rencananya kelompok masyarakat sipil berencana untuk mengadakan aksi demonstrasi rakyat untuk menentang pembuangan air limbah nuklir dari PLTN Fukushima. KBS/I-1

Baca Juga: