JAKARTA - Penguatan rupiah terhadap dollar AS kemarin diperkirakan bersifat terbatas sehingga berpotensi berbalik arah. Pasalnya, perhatian pelaku pasar saat ini masih tertuju pada ancaman pandemi Covid-18 gelombang kedua dan ketegangan geopolitik antara dua negara ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan memanasnya hubungan AS dan Tiongkok yang dipicu oleh perintah penutupan konsulat Tiongkok di Houston AS membuat pasar kembali beralih ke aset aman atau safe haven, seperti dollar AS dan emas. Kondisi ini tentunnya berdampak negatif pada aset berisiko, termasuk rupiah.

"Terlihat tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus mengalami penurunan. Ini berarti minat pelaku pasar terhadap aset aman dollar AS cukup tinggi. Harga emas, yang juga aset aman pun masih bergerak menguat ke atas kisaran 1880 dollar per troy ons," ujar Ariston kepada Koran Jakarta, Kamis (23/7).

Dengan adanya sentimen tersebut maka rupiah diperkirakan kembali melemah pada perdagangan, hari ini (24/7). Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran 14.500 -14.700 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (23/7), menguat 70 poin dair sehari sebelumnya menjadi 14.580 rupiah per dollar AS.

uyo/E-10

Baca Juga: