JAKARTA - Ketegangan geopolitik antara Amerika Sererikat (AS) beserta sekutunya dan Tiongkok kini menjadi perhatian pelaku pasar. Kondisi tersebut membuat para pelaku pasar menahan diri untuk kembali ke aset berisiko, termasuk rupiah.

Kepala Riaet dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan kekhawatiran pasar akan memburuknya hubungan dua negara ekonomi terbesar tersebut, ditambah dengan terhambatnya pertumbuhan ekonomi membuat rupiah akan tertekan.

"Saat ini sentimen global terlihat masih negatif untuk aset berisiko karena kekhawatiran pasar terhadap memburuknya hubungan AS-Tiongkok dan terhambatnya pemulihan ekonomi karena penularan virus yang masih terus meningkat," ujar Ariston kepada Koran Jakarta, Kamis (16/7).

Dengan adanya dua sentimen negatif tersebut akan membuat rupiah tidak akan berdaya di hadapan dollar di akhir pekan ini. Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran 14.450 - 14.700 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (16/7), melemah meskipun Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan menjadi 4 persen. Rupiah melemah 37 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.625 rupiah per dollar AS.

uyo/E-10

Baca Juga: