TOKYO - Para pemegang saham di raksasa elektronik Jepang yang dilanda krisis, Toshiba, dilaporkan telah menggelar RUPS untuk memilih ketua dewan dan direktur baru, Jumat (25/6). Pemilihan itu menjadi teguran keras pada perusahaan setelah ditemukan berkolusi dengan pemerintah dalam menekan kepentingan investor asing.

Bagi banyak orang, hasil rapat umum tahunan menandai momen penting baru bagi tata kelola perusahaan di Jepang setelah awal tahun ini para pemegang saham Toshiba mengetahui hasil penyelidikan tentang tuduhan tekanan pada investor luar negeri.

"Hasil ini merupakan tanda perubahan paradigma di Jepang dan hanya akan mendorong investor aktivis baik asing maupun domestik," kata Kepala Penelitian Asia di United First Partners di Singapura, Justin Tang.

Tetapi pendukung mantan ketua dewan lama, Osamu Nagayama mengatakan, kegagalannya untuk memenangkan pemilihan ulang hanya akan membuat Toshiba semakin mundur, membuat konglomerat industri, yang telah terhuyung-huyung dari krisis ke krisis sejak 2015, kehilangan kepemimpinan yang berpengalaman.

Belum Diungkapkan

Rincian hasil pemungutan suara belum diungkapkan. Dewan yang baru terpilih akan bertemu pada Jumat untuk membahas siapa yang akan mengepalai dewan baru.

Menurut salah satu sumber di Toshiba, investor asing telah memberikan suara dalam jumlah yang lebih besar daripada rapat pemegang saham perusahaan sebelumnya karena mereka melihatnya sebagai ujian penting tata kelola perusahaan di Jepang. Namun, bagaimana pemerintah akan menanggapi hasil RUPS ini masih harus ditunggu.

Toshiba, pembuat peralatan pertahanan dan reaktor nuklir, secara strategis penting bagi pemerintah dan Menteri Perdagangan Hiroshi Kajiyama tidak menyesalkan hubungan kementeriannya dengan perusahaan tersebut, dengan mengatakan bahwa kebijakan yang diterapkan adalah kebijakan yang wajar.

"Secara umum harapannya adalah tata kelola perusahaan dapat ditingkatkan melalui diskusi dengan pemegang saham dan pada saat yang sama kami bekerja untuk mengamankan perkembangan bisnis dan teknologi yang stabil yang penting dari sudut pandang keamanan nasional," katanya pada konferensi pers reguler menjelang RUPS.

Pada Kamis, Akira Amari, mantan menteri ekonomi dan anggota parlemen berpengaruh di Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, menuduh investor aktivis hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek dan menyerukan pemantauan yang lebih baik terhadap investor tersebut untuk melindungi keamanan ekonomi.

Saham Toshiba menutup kerugian sebelumnya menjadi datar setelah hasil RUPS keluar. Nilai saham telah meningkat lebih dari dua pertiga tahun ini, didukung oleh tawaran 20 miliar dollar AS untuk perusahaan oleh perusahaan ekuitas swasta CVC Capital. Meskipun Toshiba telah menolak tawaran itu, dia telah menjanjikan tinjauan strategis.

Nagayama baru bergabung dengan dewan direksi Toshiba pada pertengahan 2020 setelah dugaan tekanan dari pemegang saham asing untuk memilih sesuai dengan nominasi dewan manajemen terjadi. Mantan CEO Chugai Pharmaceutical dan direktur dewan Sony Group Corp itu sangat dihormati. Baik raksasa elektronik maupun mantan duta besar AS untuk Jepang John Roos, telah menyatakan dukungan untuknya.

n SB/Rtr/N-3

Baca Juga: