Untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat maka Pancasila harus diajarkan kepada generasi muda sejak usia dini.

TONDANO - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri mengingatkan negara akan menjadi kuat jika Pancasila diajarkan terus menerus kepada generasi muda sejak usia dini dalam keluarga. Pancasila juga harus dijadikan budaya karena Pancasila merupakan pertahanan dan simbol negara.

"Negara kuat jika Pancasila diajarkan mulai dari keluarga, bahkan sejak usia dini dan anak-anak kecil, karena Pancasila adalah dasar negara," kata Megawati dalam acara sarasehan Gebyar Bela Negara, di Tondano, Sulawesi Utara (Sulut), Senin (11/12).

Megawati yang menjabat sebagai pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) ini mengatakan kalau Indonesia tidak punya Pancasila maka dengan mudah bisa diporak-porandakan oknum yang tidak bertanggung jawab. Pancasila harus dimasukan dalam kurikulum pendidikan.

Menurut Megawati, kehidupan masyarakat pun harus dipersatukan terus agar bisa menjaga keutuhan negara. Intinya, bagaimana dipahami sejarah bangsa dan dunia, bagaimana masyarakat merasa terpanggil untuk membela negara, menyampaikan tentang perjuangan tokoh proklamator Bung Karno, yang berjuang untuk perjuangan bangsa Indonesia dan Pancasila.

Berikan kesadaraan kepada masyarakat bagaimana untuk menjaga Pancasila dan negara Indonesia. Ajak masyarakat, termasuk generasi muda untuk memajukan Pancasila. Kenalkan arti sila yang ada di Pancasila itu sendiri, arti bela negara untuk Indonesia kepada masyarakat. Siapa pun harus diajak untuk membela negara.

Paling Toleran

Mengenai pelaksanaan bela negara di Sulut, Megawati mengatakan Sulut merupakan salah satu daerah yang paling toleran. Sulut juga merupakan daerah yang memiliki keberagaman suku, ras, dan agama. "Sulut menjadi contoh bagi daerah lain, karena tetap menjaga kerukunan masyarakat di Indonesia," ungkapnya.

Gubernur Sulut, Olly Dondokambey mengatakan sarasehan bela negara ini merupakan program dari Kementerian Pertahanan (Kemenham). Bela negara bukan mengangkat senjata, namun berkaitan dengan rasa memiliki terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menjadikan generasi muda makin cinta dengan NKRI, kiranya masyarakat Sulut makin cinta dengan Indonesia dan Pancasila," katanya.

Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan budaya adalah perekat bangsa. Itulah wujud bela negara sesungguhnya. "Kita semua harus bangga telah ditakdirkan sebagai bangsa Indonesia karena bangsa kita adalah bangsa besar dengan kekayaan alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke," katanya.

Selain itu, kata Menhan, Indonesia berada di antara benua besar sehingga menjadi persimpangan budaya dan sangat menunjang perekonomian international. Ini patut disyukuri. Ungkapan rasa syukur diwujudkan dengan membela negara.

Bela negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 27, setiap warga berhak dan wajib membela negara. Sikap perilaku kesadaran bela negara pada hakikatnya untuk memberikan kesadaran pada nilai-nilai membela Tanah Air, setia untuk Pancasila sebagai ideologi negara.

"Melalui bela negara diharapkan terwujud sikap disiplin dan beretika. Kesadaran akan semua itu sangat penting dalam rangka mewujudkan revolusi mental guna ketahanan yang tangguh. Kita wajib mengantisipasi pengaruh ideologi ekonomi yang dapat berdampak pada hukum dan budaya," ungkap Menhan.

Tentunya, lanjut Menhan, seluruh rakyat tidak ingin Indonesia kalah pada pengaruh persaingan globalisasi, di mana yang lemah akan menjadi pecundang dan kalah terjajah.

Sebelumnya, digelar parade gebyar bela negara yang dilepas secara simbolis oleh istri Menhan, Nora Ryamizard Ryacudu. Peserta parade star dari depan kantor bupati Minahasa dan finish di Gedung Wale Ne Tou Tondano. Selesai mengikuti parade, peserta langsung mengikuti sarasehan bela negara, di gedung Wale Ne Tou Tondano bersama pemerintah daerah dan tamu dari sejumlah daerah di Indonesia.

Parade diikuti perwakilan 91 sekolah (SMP, SMA/SMK) se-Sulut, perwakilan Provinsi Aceh, Provinsi Papua Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Kabupaten Bolmong Utara, Kabupaten Bolmong Selatan, Kabupaten Bolmong Timur, Sumatera, Kota Kotamobagu, IPDN Sulut di Tondano, dan perwakilan lain. n mza/Ant/N-3

Baca Juga: