BANGKOK - Wu Zunyou, seorang ahli epidemiologi yang membantu mendorong langkah-langkah ketat kebijakan nol-Covid di Tiongkok meninggal pada Jumat (27/10).

Menurut laporan Associiated Press, pengumuman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok tidak memberikan alasan terkait kematian pria 60 tahun itu. Hanya mengatakan "tindakan penyelamatan gagal."

Kesehatan Wu sangat buruk selama berjuang melawan kankernya. Dia menghilang dari perhatian publik selama berbulan-bulan pada tahun lalu.

Wu yang memperoleh gelar master dan doktor dari Universitas California, Los Angeles, menghabiskan sebagian besar awal karirnya dengan bekerja untuk pencegahan HIV/Aids di Tiongkok.

Wu berperan penting dalam mengembangkan kebijakan utama Tiongkok terkait epidemi HIV di kalangan pengguna narkoba suntikan, menurut biografinya di situs UCLA. Sebagai pengakuan atas karyanya, ia dianugerahi Penghargaan Rolleston Internasional 2005. Kemudian ia juga dianugerahi Medali Emas UNAIDS pada 2008 atas karyanya secara keseluruhan.

Namun, ketika Tiongkok berjuang melawan virus Covid-19, Wu mendapat kritik dari beberapa pihak karena pilihannya untuk secara terbuka menyuarakan dukungan terhadap langkah-langkah pengendalian virus yang ketat di negara tersebut meskipun kelemahan strategi tersebut semakin terlihat.

"Dinamis nol-Covid sesuai dengan realitas Tiongkok, dan merupakan pilihan terbaik untuk mengendalikan situasi Covid di negara kita saat ini," ujarnya pada April 2022, saat puncak lockdown di Shanghai.

Strategi ini memberikan waktu bagi Tiongkok pada masa-masa awal pandemi, namun pada 2022, ketika virus menjadi semakin mudah menyebar, hal ini menunjukkan tanda-tanda ketegangan.

Shanghai tidak siap menghadapi lockdown. Penduduknya harus berebut bahan makanan dan kebutuhan dasar. Banyak juga yang kesulitan mengakses layanan medis darurat karena dilarang meninggalkan rumah atau bahkan memasuki rumah sakit. Banyak juga yang marah mengenai aspek penting dari pengendalian virus, yang melibatkan rumah sakit lapangan massal di mana orang-orang yang dites positif terpaksa dirujuk ke petugas kesehatan masyarakat.

Secara pribadi, Wu tidak setuju dengan strategi nol-Covid yang berlebihan, namun ia merasa tidak berdaya untuk menentangnya.

Ketika nol-Covid menjadi tidak berkelanjutan pada musim gugur 2022, ia menulis laporan internal yang mendesak pemerintah untuk menghindari tindakan berlebihan. Namun dalam konferensi pers publik selama beberapa tahun terakhir, dia menyuarakan pernyataan resminya.

Wu tampak menua dalam pertarungannya melawan virus. Pada 2020, sebagian besar rambutnya hitam; dua tahun kemudian slueurh rambutnya memutih.

Berita kematian Wu muncul beberapa jam setelah kematian mantan Perdana Menteri Li Keqiang diumumkan. Li adalah pemimpin nomor dua di Tiongkok selama pandemi.

Baca Juga: