JAKARTA - Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia Jiro Tominaga menyatakan pihaknya sangat komitmen bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara/ PLN (Persero) untuk mencapai transisi energi.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia menetapkan target bauran energi terbarukan (renewable energy) sebesar 23 persen pada 2025 dan 31 persen pada 2050.
"Saya hanya ingin menyampaikan ADB sangat berkomitmen untuk bekerja sama dengan PLN dan juga pemerintah Indonesia dalam mencapai transisi energi. Kolaborasi adalah sesuatu yang sangat perlu kita lakukan, dan kami sangat senang menjadi bagian dari tim," ujarnya dalam acara 2nd Conference dalam Road to Investment Days 2024 dengan tema "Accelerating Renewable Energy Development: Opportunities & Challenges in Indonesia" di Jakarta, Selasa (4/6).
Menurut dia, sektor ketenagalistrikan merupakan sektor yang sangat kritikal, sehingga diperlukan berbagai kolaborasi dalam rangka menanamkan investasi di bidang transisi energi.
Dalam hal ini, pihaknya sangat bersiap memberikan pinjaman dan bantuan keuangan lainnya kepada Indonesia dan PLN sebagai salah satu pemangku kepentingan terbesar pada sektor tersebut. Namun, jika hanya mengandalkan pendanaan dari ADB, dia merasa masih belum cukup mendorong akselerasi energi terbarukan di tanah air, mengingat biaya pendanaan investasi semakin tinggi secara global.
"Jadi menurut saya, kita perlu banyak investasi datang juga dari luar negeri," ucap Jiro.
Bagi dia, diperlukan upaya tertentu seperti merancang kerangka kebijakan guna mendukung transisi energi untuk menciptakan pasar yang menarik serta bisa diandalkan dan struktur pembiayaan yang atraktif, sehingga para investor dapat menanamkan modal di Indonesia secara jangka panjang. Hal ini menimbang persaingan untuk menarik pendanaan transisi energi di pasar internasional sangat ketat.
Rancangan Terstruktur
Karena itu, dibutuhkan rancangan proyek transisi energi yang terstruktur dengan baik dan kuat dalam rangka menarik para pemodal.
"Saya juga sangat bersemangat dengan visi Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Untuk itu, kita harus memiliki pertumbuhan 6-7 persen (per tahun), dan kemudian, kita harus mencapainya tanpa meningkatkan emisi gas rumah kaca. Jadi, ini adalah perubahan yang sangat-sangat menantang," ungkap dia.