TBILISI - Dewan Gubernur Asian Development Bank (ADB) menyetujui laporan keuangan bank untuk 2023 dan alokasi laba bersih sebesar 1,42 miliar dollar AS atau setara 22,68 triliun rupiah (kurs saat ini 15.968,70 rupiah/ dollar AS) dari sumber daya modal biasa, yang merupakan jumlah tertinggi dalam sejarah ADB.

Sebagian dari laba bersih tersebut dialokasikan untuk hibah kepada negara-negara berkembang anggota ADB yang termiskin dan paling rentan di Asia dan Pasifik. "ADB secara aktif mengembangkan misinya untuk memberikan dukungan yang lebih baik kepada negara-negara berkembang anggotanya dalam menghadapi tantangan-tantangan ini," kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam Business Session Dewan Gubernur ADB di Tbilisi, Georgia, Minggu (5/5).

Business Session Dewan Gubernur ADB merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan Tahunan Ke-57 ADB yang diselenggarakan pada 2-5 Mei 2024.

Dari laba bersih tersebut, akan dialokasikan sebesar 1,005 miliar dollar AS untuk cadangan biasa ADB untuk mendukung pertumbuhan modal bank dan menyediakan basis pendapatan untuk menghasilkan pendapatan. Kemudian, 292,5 juta dollar AS dialokasikan untuk Dana Pembangunan Asia (Asian Development Fund), yang memberikan hibah kepada negara-negara berkembang anggota ADB yang termiskin dan paling rentan.

Bantuan Teknis

Selanjutnya, 110 juta dollar AS untuk Dana Khusus Bantuan Teknis, yang memberikan hibah bantuan teknis kepada anggota peminjam untuk membantu mempersiapkan proyek dan melakukan studi teknis atau kebijakan.

Sebanyak 15 juta dollar AS dialokasikan untuk Dana Respons Bencana Asia Pasifik, yang memberikan hibah segera pascabencana kepada negara-negara berkembang anggotanya untuk memulihkan layanan penyelamatan nyawa.

Laba bersih yang dapat dialokasikan merupakan laba bersih setelah biaya penjaminan dimasukkan ke dalam cadangan khusus dan penyesuaian tertentu yang dilaporkan dalam akun penyesuaian revaluasi kumulatif.

ADB berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang sejahtera, inklusif, berketahanan, dan berkelanjutan, sekaligus mempertahankan upayanya untuk memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, organisasi itu dimiliki oleh 68 anggota, dan 49 orang.

Baca Juga: