JAKARTA - Tanggal 11 September diperingati sebagai Hari Berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI). Rupanya, ada peran besar seorang Perwira TNI Angkatan Udara dibalik berdirinya RRI.

Perwira TNI Angkatan Udara yang berperan dalam berdirinya RRI ini adalah Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh yang juga salah satu Founding Fathers TNI AU. Mengutip keterangan Dispen TNI AU (Dispenau), dikisahkan saat Prof. Dr. Abdulrachman Saleh memimpin pertemuan yang dihadiri oleh utusan dari beberapa daerah. Dalam pertemuan itu dihasilkan 13 keputusan yang merupakan dasar atau fundamental RRI.

"Salah satu keputusan tersebut adalah menetapkan tanggal 11 Septembar 1945 sebagai Hari Berdirinya RRI," kata Dispen TNI AU dalam keterangannya.

Menurut Dispenau, berdirinya RRI berawal dari kekalahan Jepang setelah Hirosima dan Nagasaki dibom dan Jepang menyerah kepada Sekutu. Setelah itu, rakyat Indonesia pun melucuti senjata tentara Jepang yang masih tersisa. Para pemuda Indonesia yang menjadi pegawai Kantor Radio Jepang juga berjuang membentuk suatu gerakan rahasia untuk kantor tersebut.

"Namun diketahui oleh Kempetai (Dinas Rahasia Jepang), penjagaan diperketat sehingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak dapat disiarkan ke luar negeri," kata Dispenau.

Menghadapi kondisi seperti, Abdulrachman Saleh dan beberapa pegawai radio bagian teknik langsung bergerak. Mereka pun berhasil menyalurkan siaran esok harinya melalui satu pemancar bergelombang 16 meter yang berada di Bandung.

"Karena diketahui oleh Pemimpin Kantor Radio Jepang, pemancar ini dihentikan," kata Dispenau.

Lalu, dengan dipelopori Abdulrachman Saleh didirikanlah pemancar-pemancar radio illegal. Dan pemancar radio yang berada di Menteng Raya Jakarta dipindahkan ke Sekolah Tinggi Kedokteran di Jalan Salemba. Dari sinilah RRI mengudara menyiarkan berita-beritanya ke luar negeri dengan call this is the voice of free Indonesia.

Baca Juga: