YOGYAKARTA - Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada 28.993 orang yang tinggal di rumah untuk isolasi mandiri (Isoman). Secara umum, jumlah kasus positif di DIY masih sangat fluktuatif. Angka kasus positif di Yogya setiap saat berubah, satu saat bisa turun namun kemudian naik.

Hal ini yang diduga menyebabkan angka meninggal kasus positif Covid-19 di Yogya masih tinggi. Untuk itu Pemerintah Provinsi DIY terus berupaya dan berharap mampu mengurangi tingginya angka ini. Salah satunya dengan membentuk Satgas Khusus terutama untuk mengurangi banyaknya kasus meninggal terutama yang Isoman.

"Satgas ini terdiri dari dokter dan perawat yang berjumlah sekitar 100 tenaga kesehatan (nakes) untuk melakukan pemeriksaan dan pendampingan kepada warga isoman yang daftarnya sudah dipersiapkan oleh Kabupaten/Kota di DIY," kata Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, kepada Koordinator PPKM se Jawa-Bali, Menkomarivest Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Gubernur DIY, Walikota Solo, Gubernur Jateng dan anggota Forkopimda DIY-Solo serta Bupati/Walikota Se-DIY dan Solo Raya pada Rabu (26/7) petang melaluizoom meeting.

Rakor kali ini secara khusus membahas perihal penanganan kusus untuk Wilayah DIY dan Solo Raya terkait angka mobilitas dan angka kematian yang masih cukup tinggi.

Selain Guberbur DIY, rapat ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, dan Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji, beserta pejabat terkait di Gedung Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Sultan memaparkan pemeriksaan dan pendampingan kepada warga Isoman dilakukan oleh Satgas dengan cara berkeliling dari rumah ke rumah di bawah koordinasi Danrem Pamungkas 072 bersama petugas Puskesmas, Babinsa, dan Babinkamtibnas. Sri Sultan berharap, semoga dengan adanya kecepatan ini mampu mengurangi tingginya angka kematian.

Selain membentuk Satgas khusus bagi Isoman, Pemda DIY juga masih akan tetap melakukan penutupan. Dengan menerapkan buka tutup jalan pada jam-jam tertentu, pemerintah berharap supaya para pedagang dan PKL masih bisa mencari nafkah dengan cara berjualan. Penutupan dilakukan bertujuan untuk mengurangi mobilitas di jalan.

"Sehingga mungkin hanya dua-tiga hari jalan itu ditutup nanti pindah di tempat lain, semoga dengan kondisi yang sedang dicoba diterapkan pemerintah ini, masyarakat bisa lebih merasa nyaman," ungkap Sri Sultan.

Semoga suasana dengan kebijakan yang baru ini memberikan nuansa keseimbangan. Sri Sultan menyampaikan ucapan terima ksih kepada masyarakat Yogya yang telah melaksanakan ketetuan PPKM ini dengan baik, khususnya dalam hal mobilitas masyarakat di waktu malam yang sudah relatif sudah turun.

Tak hanya itu, pemerintah juga sudah mendesign berupa bantuan bagi warga yang berdampak pandemi (PKL, tenaga kerja yang tinggal di rumah) melalui koperasi untuk disalurkan kepada anggotanya. Dengan koperasi dan sebagainya pendataan akan lebih cepat.

"Ada 93 koperasi yag bisa dibantu oleh pemerintah baik seperti kaki lima, di pasar, dan itu sudah tersosialisasi pada mereka, dan ternyara mereka justru tertarik itu dibanding dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT), akhirnya itu menjadi tambahan modal bagi mereka dalam mengembangkan usahanya," jelas Sri Sultan.

Ditemui seusai acara di Gedung Pracimosono, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji, berpesan bagi warga yang mempunyai gejala, yang sekiranya memerlukan isolasi terpusat lebih baik untuk tidak melakukan isolasi mandiri di rumah tetapi pindah ke tempat isolasi terpusat," kata Aji.

Hal ini dengan pertimbangan, bahwa di tempat isolasi terpusat kebutuhan makanan dan vitamin akan tercukupi, selain itu juga untuk menghindari penularan pada anggota keluarga yang ada di rumah.

Aji mengimbau agar dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, bila ada warga yang meninggal karena Covid-19 yang melakukan Isoman di rumah, maka yang meninggal tersebut harus diperlakukan sama dengan pasien Covid-19 yang meninggal di rumah sakit saat mengurus pemulasaraannya, supaya tidak menimbulkan klaster baru.

Baca Juga: