BEKASI - Alat berat ekskavator amfibi diturunkan untuk mengatasi masalah abrasi yang terjadi di wilayah pesisir pantai Ciparage, Kecamatan Tempuran, Karawang."Ada langkah jangka panjang dan pendek dalam penanganan abrasi pantai," kata Bupati Karawang, Aep Syaepuloh menurunkan, pekan lalu.
Dia menuturkan, untuk jangka pendek dia menurunkan ekskavator amfibi. Alat ini untuk mengeruk, membersihkan, dan membuat sistem untuk pengendalian saluran air. Bupati memastikan penggunaan alat berat canggih itu bisa juga digunakan untuk menanggulangi abrasi daerah pesisir Karawang lainnya.
Sebab dari data, bukan hanya di pesisir pantai Ciparage yang mengalami abrasi. Ekskavator amfibi adalah alat berat serba guna. Diabisa digunakan di berbagai medan. Misalnya, mulai dari rawa, sungai, daratan dangkal, hingga medan basah lainnya. Alat berat ini juga bisa beroperasi di atas air.
Bupati mendengar keluh kesah masyarakat pesisir pantai Ciparage. Dari pengakuan warga, bertahun-tahun mereka dipenuhi rasa gelisah karena harus berjuang melawan ombak yang terus menggerus garis pantai.
Catatan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan setempat, Karawang memiliki wilayah pesisir yang panjang. Bibir pantainya mencapai 84 kilometer. Garis pantai ini terbentang di wilayah Karawang, berbatasan dengan pesisir pantai utara Bekasi dan Subang.
Pada tahun 2020, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang melaporkan bahwa abrasi yang terjadi di pesisir utara Karawang mencapai 34 kilometer. Ini tersebar di sejumlah kecamatan. Namun, titik abrasi terparah berlokasi di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya.
Atas kondisi itu, Pemkab Karawang melakukan upaya jangka panjang dengan merelokasi agar warga pesisir pantai utara itu tidak selalu dihantui ancaman abrasi. Upaya itu dilakukan atas adanya bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sebanyak 375 unit rumah layak huni dibangun Pemkab Karawang bersama pemerintah pusat sejak tahun 2020.
Rumah-rumah layak huni itu dibangun di lahan sekitar 3 hektare di daerah sekitar Kecamatan Cibuaya. Bupati menyebutkan bahwa rumah layak huni diserahkan kepada warga terdampak abrasi secara bertahap. Pada tahun 2024-2025, pembangunan rumah layak huni untuk korban abrasi ditargetkan sebanyak 104 unit. Ant/G-1