SLEMAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mewaspadai varian korona India atau B1617.2 yang dicurigai sudah masuk ke Sleman. Sesbab ada 9 pasien Covid-19 bergejala ringan, namun malah meninggal dalam waktu yang sangat cepat.
"Jadi, diagnosisnya positif, tapi gejala ringan. Isolasi mandiri, tapi malah sehari dua hari kemudian meninggal. Sudah kita pastikan, penegakan diagnosisnya sangat cermat," tandas Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo, di Sleman, Selasa (25/5).
Gejala ringan yang dimaksud adalah seperti anosmia. Data sementara yang dipastikan mengalami kejadian serupa ada 9 orang. Ini menganulir data yang dirilis BPBD sebelumnya yang menyatakan 19 pasien meniggal di rumah.
Joko mengatakan, kewaspadaan lebih terhadap virus varian baru harus dilakukan sebab sangat berbeda dengan gejala kritis virus korona varian lama. Varian korona lama perlu waktu lama dari gejala awal, ringan, gejala berat, sampai kritis dan meninggal.
"Meski memang data dari laboratorium belum keluar. Jadi, belum ada kepastian varian baru. Cuma kalau melihat gejalanya, kita tidak boleh abai dan tidak boleh mengesampingkan kemungkinan adanya varian baru," jelas Joko.
Dugaan yang paling dekat dengan itu adalah varian India B1617.2. Tapi sekali lagi ini baru dugaan. Saat ini, spesimen kesembilan pasien tengah diteliti laboratorium yang ditunjuk oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kesehatan.
Penelitian menggunakan metode pengurutan keseluruhan genom atau Whole Genome Sequencing. "Nanti kalau hasilnya sudah keluar dikabari," tandas Joko.

Baca Juga: