Kewaspadaan terhadap kemungkinan mutasi virus korona harus tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan Covid-19.

JAKARTA - Sebanyak delapan provinsi mengalami peningkatan kasus Covid-19 selama satu minggu terakhir. Peningkatan ini terjadi di tengah Indonesia bertransisi dari pandemi menuju endemi.

"Daerah Istimewa Yogyakarta, Bangka Belitung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utama," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, di Jakarta, Minggu (2/10).

Syahril menyebut 26 provinsi lain mengalami penurunan kasus harian. Meski demikian, kewaspadaan terhadap adanya kemungkinan mutasi virus tetap dilakukan.

Dia menambahkan, Indonesia saat ini sedang bersiap untuk menuju endemi, berdasarkan parameter penilaian Covid-19 yang terus melandai. Penilaian parameter Covid-19 mulai dari angka kasus hingga penggunaan tempat tidur perawatan Covid-19.

"Parameter pertama terlihat penurunan kasus konfirmasi mingguan sejak Agustus minggu ketiga. Saat ini rata rata angka kasus harian Covid-19 berkisar di angka 2.000 kasus," jelas Syahril.

Kondisi tersebut, kata Syahril, dibarengi dengan penurunan positivity rate mingguan menjadi 6,38 persen dalam minggu terakhir. Demikian halnya dengan kasus kematian juga mengalami penurunan menjadi 123 per minggu, atau rata-rata di bawah 20 per hari.

"Penurunan angka kasus juga dibarengi dengan penurunan angka perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit. BOR terus mengalami penurunan dari angka 5 persen pada 10 September menjadi 4,83 persen saat ini. Begitu juga kasus harian dengan positivity rate cenderung melandai dalam satu bulan terakhir," tambah Syahril.

Enam Strategi

Lebih lanjut, Syahril menerangkan Indonesia mengadopsi enam strategi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuju endemi mulai dari mengomunikasikan risiko melalui sosialisasi kepada masyarakat bahwa pandemi Covid-19 masih ada dengan risikonya. Kedua, melakukan vaksinasi dosis 1, dosis 2 hingga vakasinasi booster.

"Selanjutnya memastikan sistem pelayanan kesehatan dari hulu ke hilir sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus," katanya.

Keempat, lanjut dia, upaya pengendalian secara menyeluruh dan berkesinambungan. Kelima, penguatan upaya surveilans di Indonesia.

"Terakhir, kesiapan masyarakat untuk tetap waspada termasuk betul betul menyiapkan langkah kita menuju endemi, paling penting dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, termasuk disiplin memakai masker," tandasnya.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan per Minggu, laju suntikan dosis ketiga atau vaksin penguat pertama sudah diberikan pada 27,12 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 yakni sebanyak 234.666.020 orang.

Siaran pers Satgas Covid-19 yang diterima di Jakarta, Minggu, menunjukkan jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin Covid-19 tersebut bertambah 31.122 orang menjadi 63.640.864 orang.

Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 bertambah 11.602 orang menjadi 171.216.741 orang atau setara 72,96 persen dari total sasaran. Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 10.910 orang sehingga mencapai 204.605.084 orang atau setara 87,19 persen dari total sasaran.

Sementara untuk penerima dosis keempat atau vaksin penguat kedua bertambah 1.437 orang sehingga menjadi 622.295 orang.

Pada Minggu, Satgas mencatat ada penambahan 1.322 kasus Covid-19 di Indonesia, 1.575 pasien sembuh serta 10 pasien meninggal akibat Covid-19. Secara nasional, jumlah kasus aktif turun sebanyak 263 kasus menjadi 17.434 kasus aktif.

Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) memperkirakan vaksin Covid-19 masih dibutuhkan Indonesia hingga 2023. "Vaksin masih diperlukan untuk tahun depan. Siapa yang memulai (menyatakan pandemi) maka dia yang harus mengakhiri," kata Ketua ITAGI, Sri Rezeki.

Baca Juga: