UNBK terbukti efektif meningkatkan indeks integritas dalam pelaksanaan UN.

JAKARTA - Sebanyak 8,1 juta peserta didik dari 96 ribu satuan pendidikan (sekolah) akan mengikuti Ujian Nasional (UN) 2018 pada April mendatang. Jumlah siswa yang akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) meningkat signifikan, mencapai 166 persen.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayayaan (Kemdikbud), Totok Suprayitno, menyebutkan jumlah siswa yang akan mengikuti UNBK meningkat signifikan sekitar 166 persen dibanding tahun sebelumnya. "Dari 3,7 juta peserta di 2017 menjadi 6.293.552 peserta didik tahun ini ikut UNBK," jelas Totok saat Konferensi Pers Ujian Nasional 2018, di Jakarta, Selasa (13/3).

Dari jumlah tersebut, terdapat 16 Provinsi yang jenjang SMA-nya sudah 100 persen siap menggunakan UNBK. Provinsi itu di antaranya Aceh, Banten, Bangka Belitung, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Lampung.

Adapun untuk jenjang SMK sebanyak 17 provinsi sudah 100 persen menggelar UNBK, di antaranya Provinsi Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.

Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi, mengklaim bahwa UNBK telah terbukti efektif meningkatkan sindek integritas dalam pelaksanaan UN. "Tantangan kita berikutnya adalah meningkatkan prestasi dan capaian dalam UN. Untuk itu perlu ada perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran," ujar dia.

Pada penyelenggaraan UN tahun 2018 ini hanya sekitar 22 persen peserta didik yang melaksanakan UN berbasis kertas dan pensil (UNKP). Saat ini, proses distribusi naskah ke provinsi dan penggandaan naskah telah mencapai 100 persen untuk jenjang SMA/MA sederajat.

Sementara itu untuk jenjang SMP/MTs sederajat mencapai 19 persen (data per 9 Maret 2018). Beberapa pokok perbedaan pelaksanaan ujian nasional tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya di antaranya adalah soal isian singkat yang terdapat pada mata pelajaran matematika jenjang SMA/sederajat.

Tahun ini, sertifikat hasil ujian nasional (SHUN) menggunakan digital signature, dan biaya untuk proktor dan pengawas ujian di satuan pendidikan menggunakan anggaran yang dibebankan pada dana bantuan operasional sekolah (BOS).

Untuk jenjang SMK, ujian nasional akan dimulai pada tanggal 2 sampai dengan 5 April 2018. Jenjang SMA/Madrasah Aliyah (MA) diselenggarakan pada tanggal 9 sampai dengan 12 April 2018.

Peserta didik yang tidak dapat mengikuti UN pada tanggal yang ditentukan dapat mengikuti UN susulan pada tanggal 17 dan 18 April 2018. Pada jenjang SMP/Madrasah Tsanawiyah (MTs), UN akan dilaksanakan pada tanggal 23 sampai dengan 26 April 2018.

UN susulan akan diselenggarakan pada tanggal 8 dan 9 Mei 2018. Untuk pendidikan kesetaraan program Paket C, UN dilaksanakan pada tanggal 27, 28, atau 29, 30 April dan 2 Mei 2018, sedangkan untuk program Paket B, UN akan dilaksanakan pada tanggal 4, 5, 6, dan 7 Mei 2018.

Ujian nasional susulan untuk program Paket B dan Paket C akan dilaksanakan pada tanggal 11 sampai dengan 14 Mei 2018.

Peran USBN

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mendorong pemerintah daerah memanfaatkan hasil UN untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah masing-masing. Menurutnya, UN merupakan salah satu alat untuk melakukan refleksi yang memberikan gambaran mengenai capaian hasil belajar yang apa adanya sehingga dapat digunakan untuk perbaikan.

Selain UN, Mendikbud juga mengingatkan peran Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang diharapkan dapat mengembalikan kedaulatan guru sebagai pendidik dalam melaksanakan evaluasi belajar.cit/E-3

Baca Juga: